Jakarta, Gatra.com - Perusahaan pemrosesan dan pengemasan minuman, Tetra Pak Indonesia berambisi menerapkan konsep circular economy di Indonesia.
Environment Manager Tetra Pak Indonesia, Reza Andreanto menyebut circular economy harus didukung proses industri yang regeneratif. Oleh karena itu, pendaur ulangan kemasan makanan atau minuman menjadi hal yang sangat penting bagi industri di masa kini.
"Kemudian juga circular economy harus berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon, sebisa mungkin menerapkan praktek rendah emisi karbon," kata Reza di Jakarta Pusat, Kamis (29/8).
Terta Pak mengklaim ikut berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon melalui penggunaan sumber listrik terbarukan. Hampir 50% proses produksi Tetra Pak menggunakan sumber listrik ini.
Dalam penggunaan kertas karton, material kertas diambil dari Forest Stewardship Council (FSC), dari jenis pohon pinus, cemara, dan birch yang pohonnya bisa tumbuh dewasa sekitar 10-15 tahun setelah ditanam.
Direktur Daur Esia, Mignonne Maramis menilai generasi muda, atau generasi milenial bisa menjadi kontributor besar bagi perubahan ke arah circular economy.
"Dari segi ekonomi kreatif, generasi milenial memiliki solusi-solusi yang kritis dalam menjadikan bahan daur ulang (sampah) menjadi hal yang menarik," kata dia.