Home Politik Kapolri Kirim 300 Personel Tambahan ke Deiyai

Kapolri Kirim 300 Personel Tambahan ke Deiyai

Jakarta, Gatra.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengirim pasukan tambahan ke Deiyai, Papua, menyusul insiden penembakan yang terjadi pasca-unjuk rasa tolak tindakan rasisme. Jumlah personel itu mencapai tiga Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau setara dengan 300 personel.

Tito mengatakan personel tersebut tak hanya ditujukan untuk daerah Deiyai saja, namun juga Paniai. Ia mengaku pihaknya menemui kendala akibat medan di Deiyai cukup sulit.

"Kita sesalkan kejadian ini. Kita sudah kirim pasukan. Karena untuk menuju Deiyai daerah gunung ini, pesawat kecil yang bisa masuk. [Kalau] agak besar sedikit pesawatnya hanya [bisa sampai] di Nabire. Kita kirim pasukan sebanyak, kalau tidak salah, 3 SSK [atau] 300 orang menuju Deiyai dan Paniai," kata Tito saat ditemui selepas rapat di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (29/8).

Baca Juga: Satu TNI Tewas, 3 Polisi Terluka Kena Panah di Deiyai, Papua

Selain Deiyai, Polri juga mengarahkan pasukannya ke Jayapura. Namun, ia tak menyebutkan spesifik jumlah personel yang diturunkan. 

Lebih lanjut, Tito berharap tak ada lagi peristiwa serupa terjadi. Ia menyampaikan, pihaknya bakal menindak tegas siapapun jika terbukti ada unsur kesalahan atau pidana dalam unjuk rasa.

Dia pun menyindir aksi pengibaran bendera simbol bintang kejora saat unjuk rasa di Istana Merdeka beberapa waktu lalu. "Hukum kita tegakkan, yang salah akan kita proses. Ada juga peristiwa pengibaran bendera di Jakarta. Saya sudah perintahkan Kapolda [untuk] tangani," tandasnya.

Baca Juga: Siaga I di Papua, Situasi Kondusif

Sebelumnya, empat orang aparat menjadi korban saat mengawal aksi unjuk rasa tolak rasisme di Deiyai, Papua. Satu korban merupakan anggota TNI dan tiga lainnya adalah Polisi. 

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, keempat korban terkena tembakan panah. "Jatuh korban dari aparat TNI ada satu [meninggal dunia], kemudian dari aparat kepolisian ada tiga orang," ujar Dedi di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Rabu (28/8). 

Kejadian itu berawal dari aksi unjuk rasa yang dilakukan di Deiyai. Dalam aksi itu mereka menuntut Bupati menandatangani referendum. Saat perundingan muncul ribuan masyarakat lain yang membawa senjata tajam dan panah. Sejumlah orang itu dikatakan langsung melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan. Hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi korban jiwa dari masyarakat sipil. 

Baca Juga: Ribuan Mahasiswa UMP Serukan Perdamaian Papua

"Itu belum terkonfirmasi kebenarannya. Jadi informasi tersebut masih terus akan dicek oleh Polda Papua," tambahnya. 

Aparat kepolisian bersama TNI masih berupaya melakukan pengendalian akibat aksi tersebut. Pihaknya juga mengimbau tokoh-tokoh masyarakat melalui Pemda setempat agar tidak terprovokasi. Ada dugaan sekelompok orang yang memanfaatkan situasi untuk tindakan perusakan lainnya. 

115