Jakarta, Gatra.com - Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sudah melakukan kajian strategis terkait pemindahan ibu kota negara, termasuk dari aspek pertahanan.
Kajian ibu kota baru dari aspek pertahanan dipaparkan langsung oleh Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu dalam rapat terbatas pada Rabu (28/8) kemarin. Rapat diikuti oleh seluruh pejabat eselon I Kemenhan.
Dari aspek pertahanan pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur sudah memenuhi kriteria. Namun perlu dilakukan kajian komprehensif seperti rencana pemindahan satuan ataupun mako TNI yang melindungi ibu kota.
"Pemindahan unsur-unsur Kemhan untuk pengamanan ibu kota saat ini masih melalui pertimbangan strategis dan menakar standar kekuatan dan kemampuan pertahanan negara," kata Menhan Ryamizard dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/8).
Lokasi ibu kota baru dinilai sangat strategis, berada di tengah-tengah Indonesia. Untuk itu perlu didukung dengan pembangunan kekuatan, potensi pertahanan, dan industri pertahanan.
"Terkait dengan pengaturan tata ruang, wilayah dan penggunaan lahan yang teratur dan tepat guna maka perlu dibentuk tim perumus yang terdiri dari semua Unit Organisasi (UO) Kemhan," katanya.
Dirjen Strategi Pertahanan (Strahan) Kemenhan, Mayjen TNI Rizerius EHS mengatakan dari segi geografis dan pertahanan negara, pemindahan ibu kota negara melalui kajian mendalam dan strategis lintas kementerian
"Kenapa akhirnya presiden memutuskan itu. Tentunya sudah ada rapat secara sinergis dari berbagai kementerian seperti Bapennas dan sebaginya," kata Rizerius kepada wartawan di Gedung AH Nasution, Kemenhan, Jakarta Pusat.