Jakarta, Gatra.com - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bima Yudhistira, mengeritik pemerintah yang ingin menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan menggenjot konsumsi dalam negeri.
Padahal, menurut Bima, ekonomi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari komoditas, terutama di luar Jawa yang bergantung pada komoditas sawit, karet, dan batu bara.
Ia menawarkan solusi kepada pemerintah agara memperbaiki harga komoditas. Sah satunya dengan cara membuka pasar baru dan tidak hanya bergantung pada pasar tradisional. "Ini saling terkait. Kalau tidak ada pemulihan harga yang signifikan di level petani, konsumsi domestiknya gak akan pick up," kata Bima kepada Gatra.com, Kamis (29/8).
Jadi, kata Bima, tidak bisa kemudian langsung mengalihkan dari investasi ke konsumsi masyarakat. 'Komoditas ini, harganya diperbaiki, termasuk mencoba membuka pasar baru, hilirisasi industri supaya ada nilai tambahnya."
Di sisi lain, Bima juga mengingatkan pemerintah yang selama ini fokus kepada ekonomi digital, tapi tidak mendorong sektor produktif. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi stagnan di angka kisaran 5 persen.
"Yang kita lakukan adalah digital ekonomy seperti sekarang, tapi dia berjalan sendiri. Contoh e-commerce, kalau barangnya impor, kan sama saja. Dia harus menarik juga industri dan pertanian kita. Digital ekonomy itu bukan panglima, tapi justru dia sektor penunjang, hanya sebagai prasarana, sehingga jangan dibalik."