Jakarta, Gatra.com - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bima Yudhistira menilai ekonomi Indonesia seharusnya bisa tumbuh di atas 5 persen. Untuk mencapai itu, sektor pertanian dan perikanan menjadi kunci penggerak utama.
Apalagi, lanjut Bima perekonomian Indonesia masih tetap tidak bisa lepas dari sektor pertanian dan perikanan. Jika Indonesia terburu-buru ingin melompat beralih ke sektor jasa, maka akan menimbulkan kesenjangan yang kian melebar.
"Indonesia tidak bisa lepas dari sektor pertanian dan perikanan. Sebab loncatan hingga sampai pada sektor jasa, itu kalau terburu-buru kosong di dalamnya," kata Bima kepada Gatra.com, Kamis (29/8).
Bima mengaku, selama ini sektor pertanian justru tidak menjadi perhatian. Sebab, tidak ada kenaikan yang signifikan dari produk-produk hasil pertanian dan perikanan. Imbasnya, kedua sektor ini mengalami penurunan drastis dalam konteks penerimaan negara pada semester pertama.
"Ini merupakan kegagalan Menteri Pertanian. Karena kenaikan nilai tambah yang signifikan dari produk-produk Pertanian, ini Kelautan juga tidak hanya sekadar ngebom, tapi juga harus didorong penerimaan negara dari sektor perikanan," katanya.
Bima menjelaskan, sektor pertanian dan perikanan gagal disebabkan bantuan dari Pemerintah tidak pernah tepat sasaran, selain itu tata niaga pertanian dari hulu ke hilir masih berantakan. Kondisi yang sama terjadi di sektor perikanan, terutama di perikanan tangkap dan budidaya yang minim nilai tambah.
"Hulunya petani bisa memproduksi, marketnya tidak punya informasi. Jatuh lagi ke tangan tengkulak, gitu terus. Jadi, tata niaganya diperbaiki dari hulu sampe hilir. Termasuk di sektor perikanan tangkap maupun budidaya," kata Bima.