Home Ekonomi Rapat dengan ESDM, DPR Minta Lifting 800 BOPD

Rapat dengan ESDM, DPR Minta Lifting 800 BOPD

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Komisi VII DPR mengadakan rapat kerja bersama yang membahas target lifing minyak bumi. DPR meminta target lifitng minyak sebesar 800 ribu barel per hari (bopd) dengan adanya teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR).

“Kan ada EOR Chevron, belum produksi dan belum ada manfaat. EOR ini ada yang sampaikan setahun bisa ada peningkatan, ada yang belum sampai sekarang. Kita ingin kepastian. Harus ada peningkatan, ngak bisa sama 2019-2020. Kalo enggak, saya ngak setuju di Chevron itu dilakukan EOR,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR Muhammad Nasir dalam rapat kerja di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/8).

Nasir menjelaskan, target 800 bopd tersebut dapat dicapai apabila para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat memaksimalkan upaya produksi terutama dengan EOR.

“Kalau mau adakan teknologi EOR harus ada peningkatan, kalau target 754 ribu bopd kenapa ngak sekalian didorong ke 800 bopd. Kita bisa optimis supaya KKKS di push lagi untuk memperbarui alat-alat. Jadi di 2020 nanti kita optimis menjadi 800 bopd,” jelas Nasir.

Terkait teknologi EOR, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan sedang dalam pengembangan dan akan memberikan dampak pada produksi 2023 mendatang. Itu lantaran EOR membutuhkan penelitian yang cukup banyak serta implementasinya.

“Kami laporkan dari EOR akan masuk 2023 mendatang. Tapi kalau ada yang sukses dan masuk terlebih dahulu, ya akan kami sampaikan,” jelas Dwi.

Dwi menjelaskan menurut hasil monitoring dari KKKS, lifting minyak mencapai angka 672 ribu bopd. Namun dengan semangat dan arahan dari menteri, KKKS didorong untuk meningkatkan menjadi 734 ribu bopd. Dengan begitu, masih ada gap sebesar 68 ribu bopd yang harus dicari jalan keluarnya.

“EOR ini sudah dalam pembangunan, dan rencana bangun fasilitas ini butuh 2-3 tahun untuk masuk di 2023. Jadi fasilitas yang akan diinstal itu butuh 2-3 tahun. Jadi capexnya 5-7 juta USD. Dan itu pemasangannya butuh 2-3 tahun itu di Rokan. Itu yang kita targetkan tambah produksi di 2023” jelas Dwi.

123

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR