Washington DC, Gatra.com - Facebook berencana memperketat aturan iklan politik di Amerika Serikat jelang Pemilihan Presiden AS pada tahun 2020 mendatang.
Raksasa media sosial tersebut akan memberikan label 'organisasi yang dikonfirmasi' untuk pengiklan politik AS. Di mana hal ini akan menunjukkan kredensial yang dikeluarkan pemerintah untuk menunjukkan legitimasi pengiklan.
Dilansir Reuters, Rabu (28/8), pengiklan politik atau sosial juga harus menyertakan informasi kontak mereka. Pengiklan akan dituntut untuk mematuhi aturan tersebut pada pertengahan Oktober, jika tidak iklan mereka akan berisiko diputus.
Setelah Rusia menggunakan platform media sosial untuk ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2016 lalu. Facebook juga telah meluncurkan alat transparansi iklan negara sejak tahun lalu.
Diketahui, pada Mei 2018 Facebook telah meminta pengiklan politik di AS untuk menyertakan keterangan 'dibiyai oleh' pada iklan mereka. Namun, Facebook juga mengaku telah menerima keterangan palsu akan hal tersebut, bahkan juga terdapat organisasi.yang tidak nyata.
"Pada 2018 kami memang melihat bukti penyalahgunaan dalam penafian ini dan ini adalah upaya kami untuk memperkuat proses perbaikan," kata Manajer Produk Facebook, Sarah Schiff.
Iklan berbayar Facebook telah menjadi alat utama untuk kampanye politik dan organisasi lain untuk menargetkan pemilih.
Perusahaan Demokrat yang melacak pengeluaran iklan digital, Bully Pulpit Interactive, kampanye pemilihan kembali Donald Trump telah menghabiskan dana iklan sekitar US$9,6 juta tahun ini di Facebook, yang dinilai paling boros di antara kandidat presiden lainnya untuk tahun 2020.