Jakarta, Gatra.com - Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan bahwa informasi anjloknya harga bawang merah di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), adalah tidak benar.
Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan BKP, Risfaheri, dalam keterangan tertulis, Rabu (28/8), menyampaikan, pihaknya mengonfirmasi bahwa harga bawang merah di Bantul tidak anjok setelah menerjunkam tim ke sana.
Risfaheri mengungkapkan, pihaknya langsung menerjunkan tim ke Bantul setelah ada pemberitaan bahwa harga bawang merah di sana mencapai Rp5.000 per kg, bahkan sempat ada aksi petani membagi-bagikan bawang merah gratis kepada masyarakat di Bantul beberapa hari lalu.
Tim BKP yang datang bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Provinsi DI Yogyakarta, membeli bawang merah petani sebanyak-banyaknya, untuk didistribusikan ke Toko Tani Indonesia (TTI) melalui TTIC di Jakarta.
Sesampai di lokasi yaitu Desa Srigading, Kecamatan Sanden, tim tidak melihat tumpukan bawang merah hasil panen di pinggir-pinggir jalan, maupun rumah-rumah petani. Harga bawang merah di petani masih tergolong wajar Rp15.000 per kg, karena saat ini musim panen bawang merah.
"Sebenarnya kami sudah siap untuk membantu petani bawang merah Bantul dengan menurunkan staf ke lapangan. Rencananya kami akan membeli bawang merah dengan harga wajar dan tidak merugikan petani, terus kami distribusikan ke outlet Toko Tani Indonesia ( TTI) di Jabodetabek atau melalui Gelar Pangan Murah ke beberapa tempat," kata Risfaheri.
Sementara itu, Kepala Seksi Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Provinsi DI Yogyakarta yang turut mendampingi Tim BKP ke lapangan, mengatakan, pihaknya akan membeli bawang merah petani agar mereka tidak merugi.
"Kami juga akan melakukan hal yang sama dengan BKP pusat, yaitu akan membantu menyerap bawang merah petani meskipun tidak banyak. Malah pasokan bawang merah di TTIC Provinsi DI Yogyakarta pun selama ini mendapat pasokan rutin dari Gapoktan Ngudi Makmur Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul," ujar Sumaryatin.
Dalam kunjungan lapang Tim BKP juga didampingi Ketua Asosiasi Petani Bawang Merah Kabupaten Bantul, Suroto, yang selalu proaktif membantu petani bawang merah.
"Sekitar dua minggu lagi di Desa Srigading akan mulai panen meskipun hasilnya tidak maksimal, karena terkena serangan hama penyakit," ungkap Suroto.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bantul, Siti Nurjanah, turut menjelaskan kondisi pertanaman bawang merah saat ini.
"Hamparan pertanaman bawang merah pada MT II ini hasilnya menurun, karena terserang penyakit pucuk kering dan bercak ungu. Kalau biasanya bisa panen 15-20 ton per ha, nanti diperkirakan hanya akan mencapai 12 ton per ha," ungkapnya.
Petugas lainnya yang turut hadir adalah Pengawas Organisme Pengganggu Tanaman, Sunardi. "Luas areal pertanaman bawang merah di Desa Srigading yaitu 150 ha, kurang lebih 35 ha ditanam di lahan pasir dan sebagian besar ditanam di lahan sawah," kataya.
Menurutnya, dua pekan lalu di lahan pasir sudah panen tapi karena areal pertanaman terkena serangan hama penyakit, sehingga hanya 3,5 ha yang bisa dipanen dengan kualitas kurang bagus.
Tim BKP tidak hanya mengunjungi petani bawang merah di Desa Srigading, tapi juga melakukan kunjungan ke Gapoktan Ngudi Makmur di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul.
Tekad baik dari BKP untuk membantu petani bawang merah di Kabupaten Bantul, akan direalisasikan pada saat panen mendatang.