Jakarta, Gatra.com- Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti mengatakan, perekonomian Indonesia masih terbilang aman untuk terjadinya resesi.
Detry mengatakan, resesi merupakan salah satu dampak dari perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok.
Meski begitu, Destry menjelaskan, resesi masih menjadi perhatian utama yang harus dimitigasi.
"Kalau saya melihat, resesi itu masih jauh ya. Memang di beberapa negara di Eropa sedang mengalami masa sulit," ujarnya dalam acara "UOB: Economic Outlook 2020: Unleashing the Most Powerful Growth Engine: the Consuming Class", di Jakarta, Rabu (28/8).
Oleh karena itu, kata Destry, tidak heran apabila bank sentral di negara maju dan berkembang melakukan suatu kebijakan melalui kebijakan moneter maupun fiskalnya.
"Jadi, bank yang tadinya mereka lebih agresif mengeluarkan produk. Sekarang, mereka mereka sudah mulai berhati-hati, ucapnya.
Di sisi lain, Destry menjelaskan, meskipun terjadi resesi di beberapa negara. Perekonomian AS justru masih cukup kuat. Dengan pertumbuhan pada kuartal II sebesar 2,3%. Hal ini, kata Destry, bisa terjadi karena pengalaman yang pernah dialami pada 2008.
"Saya melihat, tentunya ada learn lesson dari mereka pada saat krisis di 2008. Tentunya hal ini akan menjadi perhatian bagian mereka," imbuhnya.