Yogyakarta, Gatra.com - Raja Keraton Ngayoyagkarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan dirinya hanya mengobrol saat menerima kunjungan kenegaraan Raja Malaysia Yang Dipertuan Agong XVI Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah.
Pertemuan 'reuni' setelah persuaan terakhir keduanya pada 1993 ini digelar di Keraton Kilen, kompleks Keraton Ngayogyakarta, Rabu (28/8), selama dua jam diselingi makan siang bersama dengan menu tradisional keraton.
Datang sekitar pukul 11.40 WIB, Raja Abdullah didampingi istrinya, Tunku Hajah Azizah Aminah Maimunah Iskandariah. Tampak pula tiga putri raja, Tengku Puteri Ilisha Ameera, Tengku Puteri Afzan Aminah Hafizatullah, dan Tengku Puteri Jihan Azizah ‘Athiyatullah yang kompak mengenakan setelan putih.
Kedatangan Raja Malaysia disambut langsung oleh empat dari lima putri Sultan HB X. Antara lain putri sulung Sultan, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi, putri kedua, GKR Condrokirono, putri ketiga GKR Maduretno, dan si bungsu GKR Bendara. Sejumlah menantu juga menyambut di depan gerbang.
Oleh para putri Sultan, Raja Malaysia diantar ke Gedung Jene untuk bertemu Sultan dan permaisurinya GKR Hemas. Usai berfoto Bersama, kedua keluarga ini menuju Bangsal Kencana untuk menikmati tari penyambutan, Beksan Lawung Jajar.
Tarian yang diciptakan Sultan Hamengku Buwono I ini adalah tari keprajuritan oleh 12 penari dengan membawa tombak tumpul. Setelah agenda ini, rombongan menuju Bangsal Manis untuk makan siang Bersama.
Tepat pukul 13.45 WIB., rombongan keluarga Raja Malaysia meninggalkan keraton dan diagendakan ke Kotagede, Candi Brorobudur, dan menonton sendratari Ramayana di Candi Prambanan.
“Ini pertemuan kedua kami. Beliau pada 1993 pernah bertamu ke sini. Saat itu belum menjadi Yang Dipertuan Agung. Kami hanya ngobrol biasa saja tidak ada hal yang penting,” kata Sultan usai pertemuan.
Kepada Raja Malaysia, Sultan sempat menujukan beberapa koleksi Keraton Ngayogyakarta seperti manuskrip dan benda lain. Tidak hanya itu, dalam pertemuan di Bangsal Jene, permasuri Raja Malaysia, Tunku Hajah Azizah Aminah, sempat menorehkan malam batik di kain yang telah disiapkan. “Setahu saya, istri beliau sering kali main ke sini. Tadi sempat membatik dan jika sudah jadi nanti saya kirimkan ke beliau,” ujar Sultan.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo berharap pertemuan ini berdampak pada meningkatnya kunjungan wisatawan Malaysia. Saat ini, dari sekitar 412 ribu wisatawan mancanegara ke DIY setiap tahun, turis Malaysia mendominasi hingga 60 persen.
“Sultan Abdullah adalah ikon dari rakyat Malaysia. Rangkaian kunjungan ini akan menjadi ajang promosi bagi industri pariwisata berbasis kebudayaan dan alam pantai DIY di Malaysia. Kami berharap ada peningkatan jumlah wisatawan,” katanya.