Shanghai, Gatra.com - Diplomat senior Cina, Wang Yi mengatakan bahwa Hong Kong telah mengalami krisis terparah sepanjang 22 tahun pasca penyerahan Hong Kong pada 1997 silam. Ia juga mengatakan kepada delegasi bisnis di Hong Kong bahwa pemerintah kota juga harus diberikan lebih banyak dukungan untuk mengakhiri kekerasan yang semakin berkembang.
Hong Kong sepanjang tiga bulan belakangan diliputi kemarahan dan protes-protes keras berujung pada kerusuhan antara para pendemo dan petugas keamanan. Hal tersebut dipicu oleh RUU Ekstradisi yang sekarang berada di dalam proses penangguhan. RUU tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa Beijing akan mengendalikan Hong Kong.
Bentrokan yang semakin meluas dan masif membuat polisi terus menembakkan canon water dan gas air mata pada demonstrasi hari Minggu silam. Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam memperingatkan bahwa pihak berwenang akan didorong untuk menghentikan kekerasan yang meningkat, seperti dilansir Reuters, Rabu (28/7).
Baca Juga: Kini, Ribuan Guru di Hong Kong Ikut Unjuk Rasa
Tajuk rencana dari salah satu suratkabar lokal mengatakan bahwa jarak yang lebar antara pemerintah dan pengunjuk rasa ibarat jurang yang tampaknya tidak dapat dijembatani. Dengan kata lain, sangat sulit untuk mencapai kata mufakat antara dua golongan ini. Pemerintah Hong Kong, di satu sisi, tidak akan menelan bulat-bulat segala tuntutan demonstran.
Meski demikian, Wang mengatakan bahwa sementara Hong Kong menghadapi persoalan krisis serius, ia mampu mengatasi masalah dengan dukungan dari pemerintah dan keterbukaan dari persatuan penduduk Hong Kong sendiri. Hal itu disampaikan di Beijing pada Selasa kemarin.
Wang juga mengatakan bahwa delegasi bisnis harus memainkan peran positif dengan membantu kaum muda mengambil bagian dalam wacana pengembangan ekonomi di Hong Kong.