Moskow, Gatra.com - Sebuah perusahaan penyewaan pesawat asal Rusia yang memesan 35 unit pesawat jenis 737 MAX, menggugat perusahaan Boeing dan berusaha untuk membatalkan kesepakatan pembelian pesawat. Mereka menuduh Boeing menyembunyikan cacat di pesawat jenis ini setelah 2 kecelakaan mematikan terjadi.
Kantor berita Associated Press (AP), Rabu (28/8), mewartakan, seorang pengacara yang berbasis di Miami untuk perusahaan leasing itu mengatakan, Selasa lalu gugatan pertama terhadap Boeing telah dilayangkan. Dia mengatakan, saat ini pihaknya tengah berbicara dengan perusahaan lain untuk bergabung dengan kasus ini.
Gugatan atas nama perusahaan Avia Capital Services (ACS) diajukan di pengadilan negara bagian Illinois, Senin lalu. Ia menuding Boeing melakukan penipuan dan pelanggaran kontrak. Boeing juga dianggap lalai dalam merancang dan membangun pesawat.
Baca juga: Boeing 737 MAX 8 Dilarang Terbang, Ini Reaksi Lion Group
Penggugat menyampaikan keterangan tersebut untuk meyakinkan Administrasi Penerbangan Federal. Sementara itu, juru bicara Boeing menolak berkomentar dan mengutip litigasi yang tertunda.
Apnews melansir bahwa ACS bisa menjadi pelanggan pertama yang membatalkan perjanjian kontrak untuk membeli Boeing 737 Max . Pada bulan Juli, maskapai Arab Saudi, Flyadeal juga membatalkan komitmen untuk memesan 50 jet Max, tetapi tidak seperti Avia, Flyadeal tidak pernah menandatangani perintah tegas.
Hampir 400 jet Max yang diterbangkan oleh maskapai penerbangan di seluruh dunia telah mengudara sejak Maret, tak lama setelah kecelakaan kedua dari 2 kecelakaan yang bersama-sama menewaskan 346 orang.
Perusahaan ini memesan jet Max pada 2012 dan sesuai perjanjian kontrak, akan mulai menerimanya tahun ini, tetapi pengirimannya tertunda.
ACS meminta kompensasi sebagai biaya kerugian sekitar US$115 juta. Menurut pengacara Steven Marks, nominal itu termasuk uang deposit senilai US$40 juta dan ganti rugi kehilangan laba sebesar US$75 juta, ditambah uang tambahan untuk ganti rugi regulasi hukum.
Baca juga: Pilot Masih Khawatir dengan Sistem Anti-Stall Boeing 737 Max
Marks yang juga mewakili keluarga penumpang yang tewas dalam dua kecelakaan itu mengatakan, telah berbicara dengan "beberapa" pelanggan Max lainnya dan mengharapkan beberapa perusahaan lain bergabung dengan gugatan Avia. "Tidak ada perusahaan AS," katanya.
Boeing kehilangan US$3 miliar pada kuartal kedua, setelah mengeluarkan pajak senilai US$4,9 miliar untuk menutupi biaya keberlanjutan perusahaan pesawat ini, dan untuk mengompensasi maskapai penerbangan dan pelanggan Max lainnya.
Beberapa waktu terakhir, pihak Boeing terus mengupayakan perbaikan software pada sistem pengendalian penerbangan 737 MAX yang diyakini berkontribusi pada tragedi Lion Air dan Ethiopian Airlines.