Jakarta, Gatra.com - Bambang Soesatyo dan Airlangga Hartarto akan berebut kursi kepemimpinan Partai Golkar dalam musyawarah nasional (Munas) mendatang. Keduanya sama-sama memiliki peluang menjadi orang nomor satu di partai berlambang Pohon Beringin itu.
Namun kedua tokoh politik itu berbeda pendapat soal waktu pelaksanaan munas. Bambang Soesatyo mendesak agar pelaksanakan Munas Golkar sebelum pelantikan Presiden Joko Widodo. Sementara Airlangga mengusulkan munas tetap dilaksanakan pada Desember 2019.
Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Ari Nurcahyo menimbang plus minus jika munas dipercepat, atau sesuai aturan Partai Golkar. Ia berpendapat, Bamsoet berpeluang besar menjadi ketua umum jika munas digelar lebih cepat.
Sementara jika munas digelar pada Desember mendatang, Ari menuturkan, maka dapat dipastikan Airlangga yang bakal menduduki pucuk pimpinan Partai Golkar.
"Kalau munas digelar Desember, posisi Airlangga berpeluang besar. Tapi kalau September terjadi munas, itu peluang besar untuk Bamsoet," katanya dalam acara diskusi di Jakarta, Selasa (27/8).
Selain itu, untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar, Ari mengatakan, harus mampu membangun citra partai yang bersih, dan ini menjadi kunci untuk memenangkan Pemilu 2024.
"Golkar ke depan harus dibangun dari citra yang bersih, yang punya visi-misi besar ke depan. Soal bagaimana mentransformasi, sosok ketum itu harus konstruktif terhadap citra parpol," ujarnya.