Palembang, Gatra.com – Potensi hujan di puncak musim kemarau ini masih terkendala akan bibit awan pembawa hujan. Karena itu, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) masih akan mengkaji peluang dilakukannya Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan di Sumsel.
Dikatakan Gubernur Sumsel, Herman Deru berdasarkan kordinasi dengan BPPT guna mengatasi kondisi kemarau masih perlu menunggu adanya awan berpotensi hujan. Gejala El Nino menyebabkan musim kemarau berpotensi hingga akhir tahun ini, berimbas pada curah hujan dan kelembapan kian rendah seperti saat ini. Berdasarkan informasi dan pemantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pengaruh El Nino akan lebih lama.
"Tim sudah ada, tapi kita sedang cari bibit awan berpotensi hujan, tidak semua awan mengandung air. Setelah ada bibit air dan ternyata belum hujan, maka baru adakan rekayasa hujan," ujarnya usai melaksanakan Sholat Istisqo di Halaman Griya Agung Palembang, Selasa (27/8).
Setelah diperoleh peluang awan yang muncul, TMC dikerahkan guna melakukan penaburan garam di awan mengingat Sumsel sudah lebih dari 40 hari belum pernah diguyur hujan.
"Ya masyarakat harus hemat menggunakan air. Jangan terlalu boros dan membuang air sembarangan," tegasnya.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPPD Sumsel, Ansori menuturkan, pihaknya masih melakukan koordinasi untuk melakukan rekayasa cuaca, hujan buatan,"Kalau secara teknisnya itu dengan BMKG yang bisa membaca potensi awan," pungkasnya.
Reporter : Else