Jakarta, Gatra.com - Polri memastikan kondisi anggota Provost Aiptu Kosrin, korban pembacokan di Mapolsek Tlogowungu, Pati, Jawa Tengah dalam kondisi stabil. Kosrin mengalami luka bacok di kepala bagian atas.
"Alhamdullilah, yang pertama untuk korban Aiptu Kosrin, kondisi kesehatannya masih stabil. Dia mengalami luka bacok di kepala bagian atas dan masih dalam perawatan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/8).
Dedi menambahkan, pelaku atas nama NP juga sudah dievakuasi anggota kepolisian ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Selain itu juga untuk mendapat pendalaman, baik dari Polres, Polda setempat maupun Detasemen Khusus (Densus) 88.
Baca Juga: Polisi Ringkus 19 Anggota Geng Remaja Pelaku Pembacokan
Pihak kepolisian sudah mengantongi sejumlah barang bukti. Benda yang sudah disita berupa senjata tajam baik itu golok dan berbagai macam jenis pisau. Pisaunya ada tiga. Lalu ada beberapa surat.
Sementara itu, untuk motifnya, Densus masih mendalaminya. Sebab kejadian ini sudah terjadi kedua kalinya. Kejadian kedua adalah dimana yang bersangkutan melakukan penyerangan terhadap anggota polisi yang sedang melakukan tugas.
Kasus serupa juga pernah terjadi di Polsek Wonokromo beberapa waktu lalu. Modusnya, tersangka berpura-pura membuat laporan polisi hingga akhirnya melakukan penyerangan. Namun Dedi sendiri enggan membuat kesimpulan adanya kesamaan motif dari dua kasus tersebut terkait dugaan terorisme.
Baca Juga: Polisi Dalami Motif Pembunuhan Suami dan Anak yang Dibakar
"Kita masih menunggu pendalaman dari Densus 88, sehingga nanti kalau sudah ada pendalaman dari Densus 88 baru ketemu ya, apa yang menjadi motif dan beberapa beberapa catatan sedang didalami Densus 88. Termasuk background apa, termasuk dari pihak keluarga," kata Dedi. Keluarga yang bersangkutan pernah bekerja di Malaysia selama tujuh tahun sebagai buruh migran dan mengikuti beberapa kegiatan. Hal itulah yang terus didalami oleh Densus 88.
Dengan demikian, rentetan penyerangan kepada aparat di kantor polisi jadi bahan evaluasi Polri ke depan. Sebab, selama ini pihak yang menjadi korban adalah anggota Polsek yang tengah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Padahal jumlah mereka begitu terbatas. Dicurigai ada kerawanan, khususnya pelayanan masyarakat, itu bisa dimanfaatkan orang orang yang berafiliasi dengan pelaku teror