Palembang, Gatra.com – Hujan yang tak kunjung terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel) lebih dari satu bulan terakhir, mengakibatkan unsur pemerintah terutama aparatur sipil negara dan masyarakat menggelar sholat istisqo.
Salah satunya digelar di halaman Griya Agung Palembang yang dihadiri oleh Gubernur Herman Deru dan Wakil Gubernur, Mawardi Yahya, Selasa (27/8). Langkah pendekatan spiritual ini dilakukan dengan berdoa memohon agar hujan segera turun.
Gubernur Sumsel, Herman Deru mengatakan kemarau yang terjadi di Sumsel mengakibat banyak lahan terbakar, namun penyebab kebakaran belum banyak diketahui. Untuk mengetahui penyebab lainnya sudah menurunkan Litbang, dalam beberapa minggu ini hasilnya akan diketahui.
"Tidak ada yang berani menyebut 100 % disebabkan oleh faktor manusia. Ya contohnya gini, ada yang 90 % faktor manusia, tapi ada sisanya sekian persen, sisa nya ini yang kita teliti. Apa karena faktor alam, apakah ada proses yang menyebabkan api timbul karena pantulan matahari atau karena gesekan kayu," ujarnya usai Sholat Istisqo.
Pemprov Sumsel telah berupaya dalam mengatasi karhutla, seperti menggunakan teknologi dengan cara konfensional dan bahkan pihaknya juga menggunakan karung goni basah serta mengerahkan water bombing (penyiraman dari udara).
"Kita sudah bertahun-tahun bergelut sibuk padamkan api karena karhutla, memang ada orang yang ingin membuka lahan dengan cara dibakar sehingga api tersebut tidak terkendalikan," jelasnya.
Untuk di kota Palembang, Ia menyebutkan kondisi kemarau masih terkendalikan namun memang membutuhkan langkah penghematan, seperti penggunaan MCK dan untuk air minum, warga menggunakan air kemasan.
"Kalau Palembang ini tergantung pada PDAM. Debit Sungai Musi ini sudah turun, PDAM ini waktu water primer, WTF sampai distribusi terganggu karena pipanya gantung. Ketika air pasang, pihak PDAM harus filter lagi, takutnya ada air payau yang masuk," tutupnya.
Reporter : Else