Home Ekonomi Kemarau Panjang, Petani di Jambi Panen Kedelai

Kemarau Panjang, Petani di Jambi Panen Kedelai

Berbak, Gatra.com - Kelompok Tani (KT) Sido Makmur, Kelurahan Berbak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi, panen kedelai seluas 10 hektere saat kemarau panjang melanda sejumlah wilayah Indonesia.

"Hasilnya seperti ini Pak, kalau saja ada sedikit hujan, polong kacang kuning ini akan lebih besar dan elok hasilnya, walaupun hasil ini sudah cukup memuaskan," ungkap Trianto, Ketua KT Sido Makmur dalam keterangan tertulis, Selasa (27/8).

Panen kacang kedelai seluas 10 ha itu berlangsung sejak Kamis (22/8). Selama kurang lebih 85 hari, Trianto dan anggotanya menggarap lahan seluas 10 ha untuk perbanyakan benih kedelai varietas Anjasmoro hasil inovasi Badan Litbang yang menjadi primadona bagi petani lahan kering.

"Anjasmoro itu tahan penyakit, tahan kering, dan polongnya tidak mudah pecah, Bu," ungkap anggota-anggota kelompok tani bersahut-sahutan menjawab pertanyaan Tim UPBS Kedelai yang melakukan pendampingan panen.

Trianto dan anggotanya berencana menyelesaikan panen dalam 3 hari ke depan sehingga untuk prosesnya sesuai SOP yang ditetapkan Unit Pelaksana Teknis Daerah–Balai Pengawadan dan Sertifikasi Perbenihan Tanaman (UPTD BPSPT).

Untuk itu, Trianto mengaku membutuhkan arahan dari Tim Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Kedelai BPTP Jambi. Trianto tidak ingin hasil jerih payahnya dan anggotanya tidak lulus saat sertifikasi.

Dalam kunjungannya, Ir. Yardha, penanggung jawab UPBS Kedelai dan Hery Nugroho, S.P., M.P. peneliti bidang perbenihan memberi arahan singkat dan jelas, sehingga dapat dipahami oleh Trianto dan anggotanya.

"Peralatan atau perlengkapan yang digunakan untuk panen dan prosesing harus bersih terutama dari jenis atau varietas yang tidak sama dengan yang akan diproses," kata Yardha.

Sementara itu, Hery Nugroho menambahkan, untuk mengetahui mutu benih yang dihasilkan setelah dinyatakan lulus lapangan maka perlu diuji mutunya di laboratorium oleh analis benih, yang meliputi uji kadar air, kemurnian, kotoran benih, campuran varietas lain, benih tanaman lain, dan daya tumbuh.

"Hasil ubinan diperkirakan 1,5 ton per ha disebut sebagai hasil yang tidak mengecewakan. Harapan kita semua, proses sertifikasi dapat selesai sampai benih telah dipasang label dan disegel," katanya.