Bogor, Gatra.com - Penasihat senior The Nature Conservansy (TNC), Wahjudi Wardojo, mengatakan bahwa restorasi ekosistem merupakan sebuah hal yang penting. Namun, paradigma masyarakat dalam menjaga alam saat ini hanya menghijaukan saja, bukan restorasi.
"Makanya orang sering menghijaukan saja, tapi untuk tropical rain forest Indonesia, itu harus dikembalikan kepada kehebatan keragaman hayati Indonesia. Jadi harus pakai spesies asli untuk restorasi, tidak endemik," katanya di IPB Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Selasa (27/8).
Baca juga: Sumber Daya Genetik Hutan Berlebih Ancam Flora dan Fauna
Menurutnya, dengan restorasi ini, keragaman hayati alam Indonesia dapat terus terjaga. Pasalnya, keragaman hayati Indonesia merupakan sebuah aset yang sangat berharga.
"Kalau kita di tropical rain forest ini keragaman hayatinya tinggi, kalau itu kita sempitkan, kita akan rugi," katanya.
Wahjudi menambahkan, banyak hal yang masih belum diketahui dapat punah begitu saja bila tidak dilakukan restorasi.
"Jadi kalau kita kembalikan pada ekosistem aslinya, insyaallah kita masih akan bisa mempelajari jenis-jenis yang belum kita tahu, mulai dari pohonnya sampai hal terkecil sekalipun," ujar Wahjudi.
Baca juga: Solusi Amnesty Untuk Petani Dalam Kawasan Hutan
Namun, regulasi mengenai restorasi ekosistem ini masih belum dibuat oleh pemerintah. Oleh karenanya, Wahjudi berharap dengan adanya penelitian mengenai restorasi ini dapat membuka paradigma masyarakat dan pemerintah akan pentingnya restorasi ekosistem ini.
"Jadi dulu itu di dalam regulasi kita, undang-undang, Permen atau PP, enggak ada yang nyebut namanya restorasi. Yang adanya rehabilitasi, penghijauan, reforestasi atau penghutanan kembali. Tapi restorasi eksplisit itu tidak ada," katanya.