Washington, Gatra.com - Cybersecurity Infrastructure Security Agency, atau CISA, divisi dari Homeland Security Department berencana meluncurkan sebuah program dalam satu bulan mendatang. Sistem tersebut nantinya berfokus pada perlindungan basis data dan sistem pendaftaran pemilih menjelang pemilihan presiden 2020.
CISA khawatir, database menjadi target ransomware, sejenis virus yang telah melumpuhkan jaringan komputer di kota seluruh Amerika Serikat, seperti di Texas, Baltimore, dan Atlanta.
"Baru-baru ini, Texas, Baltimore, dan Atlanta ditarget oleh serangan virus ransomware karena mendukung sistem untuk 2020. Oleh karena itu, kami bekerja bersama pejabat pemilu dan mitra sektor swasta untuk membantu melindungi database mereka dan mengantisipasi kemungkinan serangan ransomware," katanya.
Perwakilan Federal Bureau of Investigation (FBI) mendukung inisiatif dari CISA. Menurut mereka, negara bagian dan kota perlu membatasi ketersediaan informasi tentang sistem pemilihan atau proses administrasi dan mengamankan website dan database mereka yang dapat dieksploitasi. Karena itu, perlu sistem yang dirancang CISA.
Selama dua tahun terakhir, kelompok peretas negara menggunakan ransomware untuk memeras korban dan menciptakan kekacauan. Pada 2017 lalu, virus ransomware digunakan untuk menutupi teknik penghapusan data, membuat komputer korban sama sekali tidak dapat digunakan sehingga dikhawatirkan pada 2020 dapat merusak daftar pemilih, pencabutan hak suara, dan membahayakan keabsahan pemilu.