Banyumas, Gatra.com - Minat sekolah di Kabupaten Banyumas untuk menyelenggarakan layanan pendidikan inklusi, termasuk cukup tinggi. Pada tahun 2019, tercatat 592 sekolah yang menggelar layanan pendidikan inklusi.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Irawati mengatakan, pendidikan inklusi pada dasarnya merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan yang diperuntukkan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Di Kabupaten Banyumas, lanjut dia, layanan pendidikan inklusi sudah beberapa tahun lalu berjalan.
"Sejak deklarasi sebagai kabupaten inklusi tahun 2016 lalu, jumlah sekolah yang melayani pendidikan inklusi semakin bertambah. Dari 625 sekolah, 592 di antaranya sekolah inklusi," kata dia saat membuka ajang Gebyar Pendidikan Inklusi 2019, di Lapangan Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (27/8).
Dia merinci, saat ini terdapat 30 PAUD, SD/MI 515 sekolah dan jenjang SMP/MTs sebanyak 47 sekolah yang membuka layanan inklusi.
Sementara itu, Bupati Banyumas, Achmad Husein mengatakan, layanan pendidikan inklusi pada sekolah merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan yang menggabungkan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dengan anak-anak reguler (non difabel).
Pihaknya berharap anak berkebutuhan khusus di Kabupaten Banyumas menjadi anak-anak yang gembira dan percaya diri.
"Kita tahu memang itu cukup repot, tetapi buatlah mereka untuk gembira dan kelak bisa menjadi orang yang mandiri," ujarnya.
Selain itu, Bupati mengharapkan agar keberadaan anak-anak berkebutuhan khusus secara bertahap terdata seluruhnya. Dia meminta Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Banyumas untuk membuat terobosan berupa aplikasi yang bisa diakses melalui telepon pintar.
"Data online yang digunakan untuk memantau perkembangan anak-anak berkebutuhan khusus. Pantau anak-anak berkebutuhan khusus ini melalui aplikasi beserta foto-foto kegiatannya," kata dia.
Sementara sebanyak 15 madrasah Ma'arif NU yang ada di Provinsi Jateng, saat ini menjadi sasaran dari pelaksanaan program layanan pendidikan inklusi.
Pelaksanaan program di madrasah tersebut merupakan hasil kerja sama antara LP Ma'arif NU Jateng dengan Unicef. Adapun untuk mensukseskan program tersebut, LP Ma'arif berkolaborasi dengan Pemda Banyumas, khususnya Dinas Pendidikan.
Program Officer Kerjasama LP Ma'arif NU Jateng dan Unicef Asadul Yusro didampingi Admin Finance, Yayan M Royani mengatakan, gagasan tentang layanan pendidikan inklusi, khususnya pada jenjang madrasah di wilayah Jateng, saat ini fokus pada 15 madrasah yang menjadi sasaran.
"Di Jateng ada sebanyak 15 madrasah yang menjadi sasaran dari program pendidikan inklusi, sedangkan di Kabupaten Banyumas sudah dua tahun berjalan dan sekarang ada tujuh madrasah yang menjadi sasaran," ucapnya.