Jakarta, Gatra.com - Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK) yang saat ini menjabat Wakabareskrim Polri, Irjen Pol Antam Novambar menolak seluruh tudingan yang mengatakan, masuknya polisi dalam formasi pimpinan KPK akan melemahkan KPK secara internal.
Hal tersebut disampaikan oleh Antam saat menjawab pertanyaan anggota pansel, Hamdi Moeloek dalam tes wawancara dan uji publik di Gedung 3 Kemensetneg, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Selasa (27/8).
"Saya tidak setuju kehadiran polisi untuk memperlemah KPK. KPK saat ini menggunakan penggiringan opini, kehadiran polisi untuk memperlemah. Ini rumor selalu disampaikan, seolah-olah KPK ini merasa kalau pihak lain masuk [memperlemah]," ucapnya.
Menurut Antam, KPK saat ini terlalu nyaman di zonanya, sehingga menciptakan framing yang menurutnya akan menggagalkan capim di luar KPK, terlebih dari Polri. Contohnya pada isu LHKPN yang menyerang Capim Polri, dan lainnya.
"Inginnya mereka, saya boleh rumor juga ya. Merasa KPK di zona nyaman saat ini. Mereka [KPK] takut sanksi atau gelisah kalau ada yang lain ingin mengubah," katanya.
Padahal, Antam mengatakan, jika masuk menjadi pimpinan KPK, ia berniat akan mengubah berbagai pandangan atau zona nyaman KPK. Menurutnya, saat ini KPK merasa paling hebat dengan kewenangannya.
"Saya berniat ke sana [jadi pimpinan KPK] ingin mengubah. Zona nyaman ini, kalau saya di sana ada perubahan. Nyaman sekali kok. [Tentunya] dengan kewenangan dan kehebatan UU KPK sekarang," katanya.
Antam mengatakan, ingin mengubah KPK agar lebih baik. Bukan dengan niat memperlemah. Menurutnya, apabila Polri memperlemah, tidak akan ada calon terbaik Polri yang dikirimkam menjadi Capim KPK.
"Ada beberapa yang ingin saya ubah. Tidak ada niat [bagi] kami [untuk] memperlemah. Buktinya BKO [Bantuan Kendali Operasi] anggota polisi ke sana yang terbaik. Sudah kami kasih yang terbaik, lalu diseleksi lagi oleh KPK. Kalau ingin memperlemah, ngapain kasih yang terbaik," tuturnya.