Hong Kong, Gatra.com - Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam mengatakan pada Selasa (27/8), saat ini Hong Kong menghadapi eskalasi kekerasan yang lebih serius di tengah protes anti-pemerintah wilayah ini selama tiga bulan terakhir.
Kantor berita Reuters melaporkan, Lam berbicara di depan umum untuk pertama kalinya sejak demonstrasi anti-pemerintah meningkat pada Minggu. Hari ketika polisi menembakkan meriam air dan tembakan gas air mata dalam pergulatan dengan pengunjuk rasa yang melemparkan batu bata dan bom bensin.
Baca Juga: Hong Kong Kembali Ricuh, Petugas Menangkap 36 Orang
Kota yang dikuasai Cina itu sedang bertempur dengan krisis politik terbesar sejak penyerahannya ke Beijing pada 1997, dan otoritas Partai Komunis telah mengirimkan peringatan yang jelas untuk memadamkan kekerasan.
Pemimpin Hong Kong yang didukung Beijing mengatakan, dia yakin pemerintah kota dapat menangani sendiri kerusuhan itu dan dia tidak akan menyerah membangun landasan dialog dengan warganya. Tetapi Lam mengatakan, waktunya tidak tepat untuk melakukan penyelidikan independen terhadap krisis kali ini.
Hong Kong berada di ambang bahaya setelah bentrokan akhir pekan lalu yang membuat terjadinya tembakan senjata pertama dan penangkapan 86 orang. Orang yang termuda ditangkap berusia 12 tahun.
Baca Juga: Polisi Hongkong Tangkap 36 Orang di antaranya Bocah 12 Tahun
Protes meningkat pada pertengahan Juni karena RUU ekstradisi yang sekarang ditangguhkan akan memungkinkan orang-orang Hong Kong dikirim ke daratan Cina untuk diadili di pengadilan yang dikendalikan oleh Partai Komunis.
Tetapi demonstrasi telah berkembang selama 12 minggu berturut-turut menjadi tuntutan yang meluas. Banyak penduduk Hong Kong percaya Beijing mengikis otonomi kota dan hak-hak mereka.