Jakarta, Gatra.com - Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Capim KPK) yang juga Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengungkap konflik internal yang terjadi dalam tubuh komisi antirasuah negara. Alex menerangkan, konflik internal terjadi di beberapa unit KPK, terutama di direktorat penyidikan.

Hal tersebut disampaikan Alex menanggapi pertanyaan pansel Al Araf dalam tahapan wawancara dan uji publik seleksi capim KPK periode 2019-2023. di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Selasa (27/8).

"Karena di sana itu ada penyidik dari kepolisian dan penyidik internal," ungkap Alex.

Alex menerangkan, beberapa kejadian yang membuat antar penyidik tidak harmonis. Salah satunya adanya kecurigaan antara penyidik internal dan eksternal. Kecurigaan penyidik internal, kata Alex, dilandaskan atas beberapa kasus yang sempat mencuat seperti penyobekan buku merah penanganan kasus kekerasan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang diduga dilakukan oleh pihak kepolisian.

"Ketika misalnya, saat buku merah disobek itu ada kecurigaan kalau itu dilakukan oleh penyidik kepolisian. Kemudian ada bab penyadapan yang bocor, ada kecurigaan seperti itu," terangnya.

Alex menegaskan, tak akan tinggal diam melihat ketidak harmonisan antar penyidik. "Kita (akan) panggil para penyidik baik dari internal maupun kepolisian ataupun deputinya untuk menyelesaikan permasalahannya itu. Rasa-rasanya hal itu harus dibangun," jelasnya.

Menurut Alex, kerja sama antar lembaga penegak hukum dalam hal ini perlu dikuatkan dan jangan sampai konflik internal justru melemahkan KPK. Ia mengatakan, jangan sampai terjadi friksi antar penegak hukum seperti yang sebelumnya pernah terjadi.

"Kita harus mendewasakan atau mensupervisi kepolisan dan kejaksaan. Mereka juga pekerja profesional. Dalam beberapa kasus ketika ada calon tersangka dari kepolisian, kita limpahkan ke kepolisian. Kita supervisi," tandas Alex.