Havana, Gatra.com - Amnesty International (AI) mengungkapkan, ada lima tahanan politik baru di Kuba. Hal ini menurut Amnesty International sekaligus menegaskan bahwa Pemerintahan Kuba di bawah Presiden Raul Castro masih bertindak represif terhadap orang-orang yang berbeda pendapat dengan Pemerintah.
Lembaga yang bermarkas di London tersebut menemukan fakta bahwa ada kemungkinan lebih banyak orang Kuba yang telah ditahan karena mengekspresikan pandangan mereka secara damai, padahal kasusnya berhak didokumentasikan dan diketahui publik. Namun hal ini menjadi kendala besar, karena pihak berwenang menolak akses ke kelompok hak asasi internasional.
Laporan AI menambahkan, semua tahanan yang terdaftar terkait dengan organisasi oposisi di negara satu partai. Akan tetapi, otoritas berwebang Kuba tidak mengomentari kegiatan polisi yang telah melakukan penahanan para pembangkang. Kelompok yang dituding pembangkan itu ditolak dan dilabeli sebagai minoritas kecil provokator yang dibiayai oleh Amerika Serikat untuk menumbangkan pemerintah.
Baca Juga: Staf Kedubes AS di Kuba Diduga Terkena Serangan Otak
"Selama beberapa dekade, Kuba telah menahan kebebasan berekspresi dan berkumpul dengan mengunci orang karena kepercayaan dan oposisi mereka terhadap pemerintah. Selama bertahun-tahun, nama-nama tahanan paling berat di Kuba telah berubah. Tetapi taktik negara hampir sama," kata Direktur Amerika di Amnesty International, Erika Guevara-Rosas, dikutip dari Reuters, Selasa (27/8).
Erika menambahkan, banyak aktivis Kuba dan jurnalis independen mengeluhkan pelecehan yang semakin meningkat. Situasi itu menandakan pemerintah Kuba gelisah karena peluncuran internet mobile Desember lalu telah memberi kemudahan bagi para pengkritik Pemerintah di lebih banyak platform publik. Sehingga otoritas Kuba khawatir atas kemampuan mereka untuk memobilisasi massa. Lebih jauh lagi, pada saat bersamaan meningkat pula ketegangan politik dan ekonomi dalam negeri Kuba.
Baca Juga: Kuba Tepis Hasil Studi Serangan Sonik Pada Diplomat AS
Pada Senin (26/8), kepala kelompok oposisi terbesar Kuba, Uni Patriotik Kuba (UNPACU), Jose Daniel Ferrer, mengatakan di Twitter bahwa pasukan keamanan telah menahan 15 aktivis dan mencegah puluhan orang lain mencapai markas lokal mereka untuk mencegah kegiatan merayakan ulang tahun kedelapan kelompok tersebut.
Kelompok pembela HAM nonpemerintah yang bermarkas di Madrid, yang memiliki hubungan dengan UNPACU, memperkirakan setidaknya ada 70 tahanan politik di pulau itu.
AI mengatakan pihaknya memperbarui daftar sendiri setelah meninjau beberapa kasus tersebut. Semua tahanan yang disebutkan Amnesty, merupakan orang-orang yang telah ditahan sejak 2015 dan dijatuhi hukuman penjara satu hingga lima tahun karena “gangguan publik,” “penghinaan”, atau “bahaya.”