Jakarta, Gatra.com - Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi), Paulus Tjakrawan, menyatakan siap memasok kebutuhan biodiesel B30 (biodiesel dengan minyak kelapa sawit 30%). Pada 2020, pemerintah menargetkan penggunaan B30 untuk semua kendaraan bermesin diesel.
"Kapasitas kita FAME (fatty acid methyl esters) hampir 12 juta kiloliter per tahun. Kalau tahun depan dipakai 9,8 juta per tahun sudah memenuhi. Agak mepet ya," katanya kepada Gatra.com di kantornya, Senin (26/8).
Paulus mengemukakan, kebutuhan biodiesel dari minyak kelapa sawit (FAME) sebanyak 9,6-9,9 juta kiloliter apabila skenario B30 diterapkan. Namun, kebutuhan tersebut dapat melonjak menjadi 16 juta kiloliter apabila skenario B50 tercapai pada 2021, sesuai dengan harapan pemerintah.
"Secara teori bisa, karena Pertamina sudah mencoba co-processing. Co-processing jadi minyak mentah dicampur berbarengan dengan minyak kelapa sawit," tuturnya.
Paulus berharap, pabrikan kendaraan bermotor, alat berat, kapal, dan perusahan tambang dapat mengakomodasi penggunaan B30 dan B50. Ia memproyeksikan adanya penghematan devisa sebesar US$3,2 miliar pada 2019 dan US$4,9 miliar pada 2020.
Di sisi lain, Paulus berharap adanya peningkatan jumlah dan kapasitas tangki penyimpanan, serta tersedianya kapal bersertifikat untuk mengangkut biodiesel. "Banyak hal masalah teknis. Mudah, tapi tidak seperti itu. Di luar infrastruktur kita harus naikkan kualitas yang standarnya lebih baik lagi. Ini tidak mudah."