Bangkok, Gatra.com - Seorang pemberontak di Thailand, Abdulloh Esormusor, meninggal dunia setelah mengalami koma dalam menjalani interogasi di sebuah kamp militer. Terkait hal itu, para aktivis HAM dan kerabat Esormusor mendesak aparat hukum untuk melakukan penyelidikan atas kematiannya.
Seperti dilansir Reuters, Senin (26/8), ratusan orang menghadiri pemakaman Abdulloh Esormusor (34) di Pattani, satu dari tiga provinsi dimana kekerasan telah menewaskan hampir 7.000 orang sejak 2004 ketika gerilyawan menuntut otonomi yang lebih besar dari sebagian besar umat Buddha Thailand.
Baca Juga: Bertemu Jokowi, Anies Bahas Pemindahan Ibu Kota
Militer negara gajah putih ini mengatakan, pihaknya telah menunjuk tim untuk menyelidiki tuduhan penyiksaan dalam kasus tersebut. Hal itu telah memicu kemarahan masyarakat, tetapi keluarga Abdulloh menyuarakan keraguannya.
"Sejauh ini belum ada kemajuan dalam penyelidikan dan kami ingin transparansi tentang apa yang terjadi," ujar sepupu lelaki Esormusor, Mohammatrahamat Mamu.
Baca Juga: 2 Tahun Eksodus Rohingya, Indonesia Diharap Mampu Memecah Kebuntuan
Rumah sakit Songlanagarind, tempat Abdulloh dirawat mengungkapkan, dia meninggal pada hari Minggu karena radang paru-paru parah dan syok septik. Dia ditemukan tak sadarkan diri dengan cairan di otak pada 21 Juli lalu setelah dilakukan interogasi.
Mohammatrahamat menambahkan, keluarganya telah membuat sepucuk surat kepada Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha bulan ini. Dalam surat itu, keluarga Abdulloh memohon keadilan dan membantah bahwa keluarganya itu memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok pemberontak.
Militer Thailand telah menolak tuduhan penyiksaan dan mendesak masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan resmi. "Kami bertindak atas dasar bahwa kami semua adalah orang Thailand dan kami tidak akan saling bunuh," kata juru bicara Komando Operasi Keamanan Internal di Thailand Selatan, Pramote Prom-in.
Partai-partai oposisi mengatakan mereka berencana untuk meminta pemerintah untuk mengklarifikasi fakta mengenai penyebab kematian Abdulloh di parlemen minggu ini.
"Kematian Abdulloh Esormusor adalah ujian penting bagi pemerintah Thailand tentang apakah mereka bersedia dan mampu menangani pelanggaran hak serius dalam penahanan militer," tutur pengamat senior Thailand, Sunai Phasuk.