Home Politik Siber Bareskrim Belum Temukan Serangan Akses Ilegal di Kasus Blackout

Siber Bareskrim Belum Temukan Serangan Akses Ilegal di Kasus Blackout

Jakarta, Gatra.com - Direktorat Siber Bareskrim Polri masih melakukan penyelidikan kasus mati listrik massal atau blackout. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmaz) Humas Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengungkapkan, Tim Siber memeriksa seluruh teknologi informasi yang digunakan PLN untuk mengetahui apakah ada akses ilegal dari oknum tertentu.

"(Tim Siber) melakukan penilaian terhadap seluruh teknologi informasi yang digunakan PLN untuk mengoperasionalkan jaringan, pembangkit listrik, dan power supply apabila terjadi permasalahan, itu ada beberapa alternatif atau plan A, plan B, plan C apakah ada serangan illegal akses," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (26/8).

Dedi menjelaskan, hingga saat ini Tim Siber belum menemukan adanya akses ilegal terhadap jaringan yang didistribusikan PLN.

"Sementara belum ditemukan. Hasil sementara awal tapi didalami. Masih dilibatkan Tim Siber," ungkapnya.

Soal faktor penyebabnya, Dedi juga mengatakan pihaknya masih menelusuri lebih lanjut. Sebab pihaknya meyakini, faktor alam atau tingginya pohon yang disebut merusak aliran listrik hanyalah salah satu faktor, bukan faktor tunggal.

Lebih lanjut, Dedi menerangkan hingga saat ini pihaknya sudah memeriksa lebih dari 20 saksi.

"Lebih dari 20 orang saksi dimintai keterangan. Campuran dari masyarakat sekitar, ada dari PLN serta lakukan kajian berbagai macam data dan teknologi," terangnya.

Sebelumnya, tim gabungan Polri dan PLN mulai menginvestigasi kasus mati listrik massal atau blackout yang menimpa setengah Pulau Jawa pada Ahad (4/8) lalu. Penelitian dilakukan dari hulu, di UPT Ungaran, Jawa Tengah pada Kamis (8/8).

"Tim akan melakukan penelitian dari hulu, dari Ungaran dulu, ada 225 pembangkit. Kemudian nanti jalurnya Jateng, Jabar, Banten, dan terakhir Jakarta," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (8/8) lalu.

Dedi menjelaskan, untuk Jakarta, tim bakal fokus menginvestigasi Pusat Pengatur Beban (P2B) Gandul, Depok. Sebab, di sana semua masalah power plan dapat terpantau.

"Karena di situ bisa dipantau per 30 menit terkait masalah power plan yang ada di 225 pembangkit tenaga listrik. Itu bisa dilihat semuanya, sejauh mana kesiapannya secara teknis kemudian dari manusianya," paparnya.

Terkait waktu kerja tim, Dedi menyebut tim akan berjalan selama dua pekan dan dibagi menjadi dua tahap.

Pekan pertama, tim harus mendapatkan penyebab awal terjadinya blackout yang selanjutnya akan dipublikasikan baik oleh Polri maupun PLN.

"Nanti Kamis depan hasil penilaian awal terkait masalah faktor penyebab blackout akan disampaikan," terangnya.

Sementara itu, pekan kedua, tim harus mendapatkan hasil komprehensifnya. "Nanti pekan kedua, diaudit semuanya itu, dari Ungaran sampai Jabar kemudian Banten, dan Jakarta," ungkapnya. 

116