Semarang, Gatra.com - Dinas Energi Sumber dan Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah akan membangun instalasi biogas komunal di lima pondok pesantren. Instalasi biogas komunal tersebut mengolah kotoran para santri yang tinggal di pondok pesantren (ponpes) dijadikan biogas untuk kepentingan memasak.
Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah (Jateng) Sujarwonto, menyatakan persyaratan ponpes dibangun biogas komunal minimal memiliki 1.000 orang santri. “Jadi nantinya kotoran dari para santri tersebut diolah menjadi biogas digunakan kepentingan pondok pesantren untuk memasak,” katanya di Semarang, Senin (26/8).
Dari kotoran para santri tersebut diperkirakan dapat menghasilkan biogas setara LPG tiga kilogram. Kemudian biogas yang dihasilkan disalurkan ke dapur umum pondok pesantren digunakan untuk kebutuhan memasak.
Untuk tahap pertama, lanjut ia, akan dibangun di lima ponpes di Magelang (tiga ponpes), serta Sukoharjo dan Pati masing-masing satu ponpes. “Dananya pengadan instalasi bioga komunal ponpes ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanjar Negara (APBN),” ujar Sujarwanto.
Manfaat dari biogas komunal ini, antara lain, menghemat biaya pengeluaran memasak di ponpes, mengurangi ketergantungan pada energi fosil, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pengelolaan biogas dari limbah dapat menciptakan pola sinergitas pengelolaan limbah, yaitu pemanfaatan energi yang terjangkau dan energi yang ramah lingkungan dimulai dari skala kecil.
“Pengembangan instalasi biogas komunal merupakan bagian dari pemanfaatan energi terbarukan sebagai upaya mewujudkan sasaran bauran energi nasional,” ucapnya.
Selain pengembangan biogas di ponpes, menurut Sujarwanto, juga telah memasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) rooftop di 21 ponpes di Jateng. “PLTS rooftop memanfaatnya sinar matahari ini untuk penerangan di lingkungan ponpes,” katanya.