Jakarta, Gatra.com - Kepala Badan Siber dan sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengatakan, polemik yang terjadi di daerah Papua saat ini, lebih kepada permasalahan siber. Menurutnya, banyak pihak tidak bertanggungjawab yang menyebarkan berita bohong atau hoaks. Ini membuat eskalasi tensi dan kondisi sosial di Papua meningkat.
"Yang saya lihat memang itu [polemik Papua] lebih kepada serangan nonfisik. Serangan siber itu kan ada fisik dan nonfisik. Nah disana itu banyak terjadi pemberitaan dan penggiringan opini orang untuk menyerang," kata Hinsa saat ditemui di Hotel Aston, Jakarta, Senin (26/8).
Sebelumnya, Hinsa telah berkunjung ke Papua dan Papua Barat bersama Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Tito Karnavian. Ia mengatakan, serangan siber bersifat nonfisik ini bisa bersumber dari kelompok atau individu yang memproduksi informasi hoaks.
"Saya minta masyarakat tidak reaktif terhadap pemberitaan yang berkembang. Permasalahan Papua ini masih kita monitor, karena banyak berita hoaks yang memecah belah. Maka dari itu, masyarakat dituntut bisa menganalisis dan menggunakan nalar sebelum reaktif menggambil sikap,"ujarnya.
Sebelumnya, eskalasi kondisi di Papua menyebabkan beberapa jaringan internet diblokir di Papua. Pemblokiran akses telah diberlakukan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara. Sampai saat ini, pemblokiran belum dicabut, mengingat suasana sosial di Papua yang belum kondusif seratus persen.