Jakarta, Gatra.com - Repositori Ilmiah Nasional (RIN) adalah situs penyimpanan digital yang dikhususkan sebagai wadah bagi penelitian-penelitian Indonesia. Saat ini, RIN dikelola dan dikembangkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). RIN dianggap bisa menjawab masalah-masalah besar penelitian di Indonesia.
Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa RIN bisa menjawab setidaknya dua permasalahan besar dari kalangan peneliti di Indonesia. Pertama, masih rendahnya keterfokusan tingkat sumber daya manusia (SDM), infrastruktur, dan anggaran untuk riset. Kedua adalah menjamin keberlanjutan riset di hampir semua topik kajian.
"Dua masalah ini muncul akibat ketersediaan dan kesinambungan sistem dan infrastruktur repositori data ilmiah. Selama ini, repositori ilmiah masih tergantung pada kesadaran dan kemampuan setiap institusi," katanya saat dihubungi Gatra.com, Senin (26/8).
Handoko mengatakan, hadirnya RIN menjadi solusi dari dua permasalahan besar yang dihadapi dalam dunia riset. Karena sistem dan infrastruktur disediakan secara terpusat, sehingga kesinambungan standar dan ketersediaan bisa dijamin.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data dan Dokumentasi Ilmiah (PDDI) LIPI, Hendro Subagyo menambahkan, RIN bisa membuat suatu penelitian lebih dikenal oleh khalayak.
Berdasarkan indeksasi di RIN, bila seseorang ingin melakukan penelitian dan ternyata penelitian itu sudah pernah dilakukan, maka peneliti hanya perlu mengambil data penelitian yang sudah dibuka atau bahkan melanjutkan penelitian untuk mencari permasalahan-permasalahan yang belum terjawab.
"Jadi tidak perlu lagi mengeluarkan biaya ratusan juta ke pelosok Indonesia yang tahu-tahunya ternyata penelitiannya sudah pernah dilakukan," katanya.