Jakarta, Gatra.com – Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri menangkap enam terduga teroris dari Jaringan Ansarut Dhaulah (JAD) Jawa Timur di berbagai lokasi yakni HS yang ditangkap di Sampang, BL di Lamongan, KJ, S dan IP di Blitar, serta YT di Magetan, sejak Kamis hingga Sabtu, 22-24 Agustus 2019.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan dua dari enam terduga teroris itu didapuk sebagai amir atau pemimpin, yakni HS dan BL.
"HS sebagai amir JAD Madura dan BL amir JAD Lamongan," kata Dedi dalam keterangannya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (26/8).
Dedi mengungkapkan, kedua amir itu ditangkap pada hari yang sama. HL Ditangkap sekitar pukul 15.06 WIB, dan terduga BL sekitar pukul 18.20 WIB. Kedua amir itu juga termasuk dalam jaringan yang merencanakan penyerangan terhadap bom Surabaya setahun silam, meski tak terlibat langsung di lapangan.
"Pada 12 Mei 2018 (yang bersangkutan) ikut pertemuan Amir wilayah Jawa Timur di Islamic Centre Banlung Bendo, Sidoarjo. Sehari sebelum kasus bom Surabaya," katanya.
Adapun ketiga terduga teroris lainnya, yakni KJ, S dan IP yang tergabung dalam JAD Blitar, hanya mengetahui pembelian senjata oleh teroris Anang Rustianto, yang telah ditangkap sehari setelahnya pada 13 Juni 2018 lalu. S dan IP disebut sebagai anggota pimpinan L alias Goper.
Berbeda dengan YT, yang merupakan anggota JAD aliran Isbaqiah. YT dicokok setelah membobol toko emas Dewi Sri di Magetan pada Sabtu 24 Agustus lalu.