Jakarta, Gatra.com - Pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi (kespro) penting untuk diberikan kepada anak-anak sejak usia dini. Hanya saja, masih banyak yang menganggap hal itu tidak penting, tabu untuk budaya Timur dan juga kurangnya tenaga media yang mampu memberi sosialisasi.
Staf Pengelola Program HIV Dinkes Prov. DKI Jakarta, Rahmat Aji Pramono menyatakan hambatan dari kurangnya penggalakkan program kesehatan seksual dan reproduksi (kespro) salah satunya adalah kurangnya tenaga medis dibandingkan banyaknya jumlah sekolah yang ada. Sehingga, katanya, sosialisasi menjadi kurang efektif dan tidak menjangkau seluruh sekolah yang ada.
"Hambatan yang dialami saat sosialisasi program kespro adalah kurangnya tenaga medis untuk berkunjung ke sekolah-sekolah hingga akhirnya tidak menjangkau keseluruhan sekolah tersebut, " katanya saat ditemui dalam acara International Youth Day 2019 di Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (25/8).
Kemudian, Mono juga menyatakan hambatan juga datang dari sekolah yang masih tabu dengan pendidikan kespro tersebut. Akibatnya, ketika pihaknya datang ke sekolah terkait untuk mengajukan sosialisasi, langsung ditolak oleh yang bersangkutan. "Masih ada beberapa sekolah yang tabu dengan pendidikan kespro dan ini biasanya ada di sekolah-sekolah yang biaya bulanannya mahal. Mereka akan langsung menolak kami ketika mengajukan izin untuk sosialisasi program kespro padahal ini penting buat siswa sekolah khususnya remaja," ujarnya.
Terakhir, menurut Mono, hambatan dalam sosialisasi kespro adalah kurang mendapat perhatian dari siswa sekolah yang dikunjungi. Mono mengatakan, ketika ada pihak Dinkes yang melakukan sosialisasi tentang kespro, banyak siswa yang asyik dengan dunianya sendiri seperti gadget atau berbincang dengan teman lainnya.
"Ada juga hambatan dari siswa sekolah yang kami kunjungi saat sosialisasi. Sering sekali ketika kami sedang memaparkan tentang pendidikan kespro, siswa-siswa banyak yang justru bermain handphone atau mengobrol dengan temannya sehingga apa yang kami sampaikan pasti tidak akan maksimal diterima oleh siswa-siswa tersebut," katanya.