Sampang, Gatra.com - Kepala Desa Bira Tengah, Sokobanah, Sampang, Jawa Timur (Jatim), Martuli membenarkan jika Densus 88 Anti Teror menggerebek warga Bira Tengah pada Kamis (22/8). Orang tersebut ditangkap karena diduga sebagai simpatisan ISIS.
Namun, Martuli tahu, Densus 88 Anti Teror hanya menangkap satu orang warganya berinisial HS. Sedangkan istrinya, NH, tidak ditangkap lantaran diketahui bukan simpatisan ISIS.
"Ada di rumahnya, wong waktu penggeledahan semalam, kan ada saya juga dan yang dari [Densus 88 Anti Teror] itu. Waktu itu kan ada saya juga waktu penggeledahan di dalam, yang penggeledahan barang-barangnya itu," jelas dia saat dikonfirmasi, Jumat malam (23/8).
Martuli kenal betul dengan NH yang bekerja sebagai dokter gigi di Puskesmas Batulenger dengan status pegawai tidak tetap (PTT) sejak 2006. Bahkan sebelum dirinya belum menjabat sebagai Kepala Desa Bira Tengah.
Setelah menikah, NH kemudian pindah kontrakan ke Dusun Batulenger Barat, dekat dengan rumah orang tua Martuli.
Menurutnya, baik sebelum maupun sesudah menikah, NH dikenal baik lantaran sering mengikuti hajatan yang diadakan masyarakat. Bahkan, NH fasih berbahasa Madura.
Bahkan Martuli sering berkunjung ke rumah NH, sebab istri Martuli juga bekerja sebagai bidan di puskemas yang sama.
Sepengetahuan dia, NH memiliki dua buah hati. Anak pertama berumur sekitar 10 tahun lebih, sedangkan anak bungsu tidak diketahui Martuli sudah berapa umurnya.
Saat Densus 88 Anti Teror menggeledah rumah HS, istrinya, NH menangis karena sama sekali tak tahu-menahu jika sang suami adalah simpatisan ISIS.
Sebelumnya diberitakan, Bupati Sampang menjelaskan kalau dua orang warga Desa Bira Tengah, Sokobanah, Sampang ditangkap Densus 88 Anti Teror lantaran diduga terlibat sebagai simpatisan ISIS.
Ia menuturkan, dua warga yang digerebek itu adalah sepasang suami istri berinisial HS dan I (yaitu NH). I ini berprofesi sebagai dokter gigi di Puskesmas Batulenger. Sementara HS belum diketahui pekerjaannya apa.
"Mereka bukan asli warga Sampang, mereka merupakan pendatang. I itu berasal dari Jombang sementara HS berasal dari Jawa Tengah," jelas Slamet.