Jakarta, Gatra.com - Sastrawan, Heru Joni Putra mengatakan bahwa setelah 74 tahun Indonesia merdeka, masih terdapat unsur feodalisme dalam tubuh bangsa Indonesia. Menurutnya, kemerdekaan Indonesia merupakan pertarungan antara rakyat dan wakil rakyat, bahkan juga pertarungan antara demokrasi dan feodalisme.
"Kenyataannya feodalisme masih ada, bahkan sangat kuat. Tapi tidak dalam pengertian kerajaan melainkan gaya baru feodalisme," ujar Heru saat Diskusi Media, Refleksi HAM: 74 Tahun Merdeka Sudahkah Wong Cilik Merdeka? di Komnas HAM, Jakarta, Jumat (23/8).
Heru mencontohkan, feodalisme yang terjadi saat ini adalah dalam bentuk menghambat seseorang untuk mengkritik dan berpikir. Alasannya, karena budaya pada saat Orde Baru masih terasa hingga saat ini, bahkan dalam kultur keseharian.
"Kultur feodal, biarpun tidak lagi ada kerajaan di Indonesia, tetap bertahan. Sekarang ada kata populer dalam kebudayaan, yaitu regenarasi, yang tua memberikan kesempatan pada yang muda. Padahal, saya melihat itu sebagai penjara. Ketika seorang dididik oleh orang yang lebih tua, itu malah cenderung membungkamnya," katanya.
Heru mengartikan pembinaan dari orang tua merupakan sebuah pembungkaman. Bahkan, menurutnya, senioritas yang ada pada fenomena saat ini merupakan bentuk dari feodalisme.
"Saya kira, selama foedal masih kuat kita, kualitas manusia belum merdeka. Walaupun Indonesia sudah merdeka dalam legal formal. Apalagi misalnya, pembinaan dalam konteks negara, NKRI harga mati. Saya bukan tidak nasionalis, tapi saya lihat ini sebagai justifikasi untuk melakukan pembungkaman, kekerasan, atas nama keutuhan bangsa negara," katanya..