Jakarta, Gatra.com - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, meyakini bahwa inflasi hingga akhir Agustus berada di kisaran 0,2% month to month (mtm) atau 3,2% year on year (yoy). Penyumbang inflasi masih dipegang komoditas cabai.
"Jadi, penyumbang inflasi yang paling besar itu masih cabai, antara lain cabai merah sebesar 0,15% dan cabe rawit 0,05%," ujar Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (23/8).
Inflasi karena kenaikan harga komoditas cabai, kata Perry, sangat dirasakan di Sumatera Utara (Sumut). Pasalnya, meskipun produksi cabai meningkat di Sumut, namun komoditas tersebut relatif dijual ke daerah lain.
Meski begitu, Perry menilai bahwa inflasi akibat kenaikan harga cabai hanya bersifat temporer karena berdasarkan pantauan dari 46 kantor perwakilan BI di seluruh Indonesia, dapat diperkirakan bahwa akan adanya peningkatan produksi dalam dua bulan ke depan, tidak hanya cabai tapi komoditas lainnya.
Di sisi lain, inflasi juga disebabkan oleh sejumlah komoditas yaitu perhiasan emas sebesar 0,07% dan air minum PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) sebesar 0,01%. "Jadi, itulah penyumbang inflasi di bulan Agustus," ungkapnya.
Perry pun menjelaskan antisipasi BI dan pemerintah dalam menghadapi kemarau panjang, dengan memastikan kecukupan beras dan beberapa komoditas lainnya. "Kami yakin bahwa inflasi akan berada di bawah 3,5% hingga akhir tahun ini," katanya.
Selain inflasi, terdapat deflasi di beberapa komoditas lainnya, seperti tarif angkutan udara sebesar 0.09% dan bawang merah sebesar 0.06% serta beberapa sayuran lainnya.