Jakarta, Gatra.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) masih optimis dan belum memikirkan untuk mengubah target awal, 75 perusahaan yang ditetapkan untuk initial public offering (IPO) hingga akhir 2019. Meski, OJK mengakui bahwa tantangan eksternal masih menjadi tantangan utama.
"Secara official, kita belum menurunkan target. Masih melihat nanti selesai triwulan III seperti apa. Saat ini kita masih punya beberapa pipe line dan buku Juni mestinya sudah bisa dilihat pada Agustus ini. Sehingga, September sudah bisa dilihat ada yang masuk (perusahaan) atau tidak," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Hoesen dalam acara "Capital Market Summit & Expo 2019", di Jakarta Conventional Center, Jumat (23/8).
Hal serupa disampaikan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djayadi. Setidaknya, ia mencatat bahwa sampai saat ini sudah ada 32 perusahaan yang tercatat. "Jadi, totalnya itu ada 40, termasuk di dalamanya itu ada DINFRA, DIRE, dan ETF," ujarnya.
Inarno mengatakan, Indonesia juga termasuk satu negara terbaik di ASEAN mengenai pertumbuhan perusahaan tercatat (growth listed company). "Kita (Indonesia) pertumbuhannya mencapai 25,3%. Artinya, kita masih di atas Thailand yang capai 16,2%, Malaysia hanya tumbuh 1,4%. Terlebih, dibandingkan dengan Singapura yang dalam lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan negatif 4,8%."
Pertumbuhan tersebut, kata Inarno, mencakup aset kinerja perusahaan yang masih menunjukkan pergerakan yang positif dari sisi aset 8,67%, equity 9,31%, dan revenue naik 5,91%. "Jadi, alhamdulillah, walaupun ada gejolak di luar, kita bisa melihat profit, revenue, equity, dan asetnya perusahan listed masih menunjukkan posisi yang positif," katanya.