Jakarta, Gatra.com - Penggagas Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas perilaku rasisme yang terjadi pada mahasiswa Papua di Surabaya.
Hal itu disampaikan Mahfud karena perilaku diskriminasi rasial itu yang menjadi pemicu kejadian yang lebih luas. Sentimen rasisme ini juga menimbulkan kemarahan karena kasusnya tidak dibuka secara terang. Bahkan pihak yang berwenang masih terkesan menutupi.
"Sementara ini memang harus diakui ada beberapa hal. Sesuatu yang agak kurang bagus itu tentang pengelolaan Papua," ujar acara Konferensi Pers "Gerakan Suluh Kebangsaan bersama Tokoh Bangsa Menyikapi Situasi Papua" di Hotel Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Jumat (23/8).
Karena itu, Mahfud cemas dengan kondisi kebangsaan yang timbul akibat diskriminasi rasial, terhadap masyarakat papua beberapa waktu belakangan. Menurutnya eskalasi meluas dari hal yang sebenarnya dapat diredam sejak dini, sehingga membuat efek domino yang menjadikan kondisi semakin tidak kondusif.
Sebenarnya, perbaikan persaudaraan dengan masyarakat Papua sudah dimulai sejak era Bung Karo hingga Presiden Jokowi. Banyak hal yang sudah dilakukan, mulai dari pendekatan sosial hingga pendekatan pembangunan. Untuk itu, ia berharap, jangan sampai dirusak. Menurutnya, masih banyak pekerjaan rumah pemerintah dari segi psikologis dan segi sosiologis yang masih perlu dibenahi.
"Jadi mari kita berdamai dulu, tenangkan dulu situasi. Kemudian penegakan hukum harus dilakukan," katanya.