Yogyakarta, Gatra.com - Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) di Kulonprogo diharapkan mampu menyatukan industri pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Menteri Pariwisata Arief Yahya yakin bandara ini menumbuhkan industri pariwisata di dua wilayah itu hingga lima kali lipat.
Hal itu dikemukakan Menpar usai mengunjungi BIY bersama jajaran PT Angkasa Pura I yang dipimpin Direktur Utama AP Faik Fahmi, Jumat (23/8). “Masa tinggal wisatawan mancanegara yang kurang dari 2 hari menjadikan pendapatan dua daerah ini kecil. Secara nasional, masa tinggal wisatawan adalah delapan hari dengan rata-rata belanja 150 US Dollar per hari,” katanya.
DIY dan Jateng telah memenuhi syarat utama dalam industri pariwisata yaitu akses, atraksi, dan akomodasi. Namun, kata Arief, pengelola wisata DIY dan Jateng belum bersatu memasarkan tujuan wisata sehingga target dua juta wisatawan tak tercapai.
Menpar yakin beroperasinya BIY meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga lima kali selama lima tahun. Capaian ini seperti dialami Sumatera Utara dengan berdirinya Bandara Silangit.
Baca Juga: Konsep Kota Bandara di Kulonprogo Buram, 3 Investor Mundur
“Harapan terbesar saya, pelaku industri di kedua daerah menerapkan diskon harga paket kepada wisatawan saat low season. Pemberian diskon adalah cara terbaik mendatangkan wisatawan,” katanya.
Arief juga berharap pengelola BIY memberi potongan biaya mendarat atau terbang. Langkah ini akan mengundang maskapai asing untuk menjadikan DIY sebagai tujuan reguler.
Sebagai dukungan menghilangkan ego-sektoral, Arief berjanji Kementerian Pariwisata akan memberi tambahan anggaran pada Badan Otoritas Borobudur (BOB) Rp1-2 triliun guna mengembangkan kawasan wisata DIY-Jateng.
Menurutnya, langkah ini perlu segera diambil mengingat Presiden menginstruksikan seluruh untilitas dan infrastruktur 10 Bali baru harus selesai pada 2020. Kemenpar juga bersedia memberi insentif pada pengelola bandara agar bisa mendatangkan turis Cina, Kamboja, Taiwan, dan negara-negara lain.
“Kami inginkan integrated tourism master plan (ITMP) antara kedua daerah segera terealisasi agar menjadikan bandara ini bagian terpenting dari akses pariwisata,” katanya.
Baca Juga: Bandara Internasional Yogyakarta Rawan Likuefaksi
Dirut PT AP I Faik Fahmi mengatakan BIY memang bertujuan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara yang selama ini hanya 25 persen dari penumpang di Bandara Adisutjipto. Saat ini turis mancanegara di DIY didominasi dari Malaysia.
“Kami ingin menyasar penerbangan langsung ke India, Cina, dan Perancis. BIY siap melayani pesawat terbesar dan terberat di dunia,” lanjutnya.
Sebagai upaya menarik maskapai asing ke BIY, AP I menggratiskan biaya pendaratan sejak bandara dibuka, Mei lalu, hingga November 2019. Enam bulan berikutnya biaya pendaratan pesawat akan diberi diskon 50 persen.
“Melihat kondisi sekarang, di mana tingkat kepadatan Adisutjipto melebihi kapasitas, BIY seharusnya sudah ada sejak 5-10 tahun lalu,” katanya.