Malaka, Gatra.com - Rumah Sakit Umum Penyangga Perbatasan (RSUPP) Betun, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) segera luncurkan kartu berobat yang paling representatif untuk memberikan mutu pelayanan yang lebih baik kepada pasien. “Ini untuk memberikan mutu pelayanan yang lebih baik kepada para pasien. Dalam waktu dekat kami akan segera cetak dan bagikan kepada masyarakat,” kata Direktur RSUPP Betun, dr Oktelin Kaswadie kepada wartawan Selasa (22/8).
Dia menyebutkan kartu identitas berobat yang akan dicetak dan dibagikan kepada masyarakat, setara dengan kartu yang dikeluarkan Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Jakarta. “Kartu berobat yang akan diberikan kepada masyarakat itu setara dengan yang dikeluarkan RS Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Jakarta hanya beda di lay outnya. Model dan bahan pembuatanya juga sama seperti RSCM Jakarta,” jelas dr Oktelin.
Peluncuran kartu ini, ungkap dr Oktelin sebenarnya direncanakan sejak tahun 2018 lalu. Namun tertunda karena pengadaan mesin cetak kartunya baru tiba.
“Mesin cetaknya sudah tiba di Betun. Kami butuh waktu satu bulan untuk cetak. Rencananya tahap awal ini akan dicetak 5000 lembar kartu berobat. Model kartunya sama seperti kartu ATM," ujar dr Oktelin.
Motivasi menggunakan kartu berobat ini sebut dr Oktelin walau kecil ukurannya tetapi sangat berpengaruh terhadap kecepatan proses pelayanan pendaftaran.
"Dengan model kartu ini akan memudahkan pasien karena lebih bagus, bisa disimpan di dompet. Sehingga ketika datang berobat di rumah sakit pasien tidak terlalu sibuk antre. Bagi yang sudah pernah berobat, begitu tunjukan kartunya, datanya dibuka dan langsung dilayani,” katanya.
Bedanya jika kartunya dibuat dari kertas biasa ujar dr Oktelin, maka resiko kerusakannya tinggi. Misalnya disimpan disaku baju lalu ketika ingin mencuci baju bisa kelupaan dan akan rusak.
“Berdasarkan pengalaman yang telah dilakukan di rumah sakit ini, kami berpikir bahwa metode pembuatan kartu berobat ini harus dirubah sehingga tidak boleh mempersulit pasien. Untuk itu kami putuskan untuk membuat kartu berobat yang lebih representatif ini,” ujar dr Oktelin Kaswadie.
Dia menjelaskan pasien sudah pernah berobat ada dan kartunya hilang atau lain sebagainya maka akan dicetak ulang. “Pemilik kartu dikenakan bayaran Rp10.000."