Home Gaya Hidup Resensi Film Ready or Not: Tradisi Maut Pernikahan Bangsawan

Resensi Film Ready or Not: Tradisi Maut Pernikahan Bangsawan

Jakarta, Gatra.comFox Searchlight Pictures merupakan studio khusus milik Fox – yang pada Maret 2019 merger dengan Disney – spesialisasi film-film independen dengan rentang genre beragam, termasuk horor dan art-house. Kesuksesan Slumdog Millionaire (2008), 12 Years a Slave (2013), Birdman (2014), dan The Shape of Water (2017) di Oscar, membuat fans menaruh harapan tinggi atas produksi terbaru mereka, Ready or Not

Permainan “diburu atau memburu” sesungguhnya premis lazim di sebuah film. Hal yang kali ini membuat berbeda yakni setting pernikahan yang melatarinya. Keluarga bangsawan kaya raya Le Domas punya tradisi unik. Setiap orang yang menikahi anggota keluarga mereka, harus melakoni satu permainan di malam pernikahan. Begitu pula dengan Grace (Samara Weaving) yang baru dipersunting Alex (Mark O'Brien). Grace disodorkan segepok kartu, diacak, dan terpilihlah jenis permainan apa yang hendak diikuti Grace. 

Awalnya, Grace sangat antusias untuk ikut dalam petak umpet yang merupakan isi dari kartu yang dipilih oleh dirinya. Tetapi ketika petak umpet dimainkan, antusiasme tersebut menghilang dan digantikan dengan dia yang harus berjuang untuk melewati tradisi unik tanpa bantuan sang suami yang sudah menjadi aturan. Selama film berlangsung, penonton disajikan adegan Grace dan keluarga Alex yang sama-sama berjuang untuk kepentingannya masing-masing. 

Meski menegangkan, Ready or Not juga memberikan suasana komedi di samping perjuangan Grace melewati tradisi berbahaya itu. Meski sang ayah Tony (Henry Czerny) dan sang ibu Becky (Andie MacDowell) terlihat penuh perhitungan dan berhati-hati, polah ceroboh anggota keluarga lain sukses memancing tawa. Emilie (Melanie Scrofano) yang gugup memegang senjata, justru tak sengaja membunuh salah satu pembantu mereka. Atau Fitch Bradley (Kristian Bruun) yang sama sekali tak tahu cara menggunakan senjatanya, alih-alih memburu Grace, malah sibuk menonton video tutorial.

Trik yang diperlihatkan dalam Ready or Not ketika Grace berhasil melalui tantangan demi rintangan dibuat seakan nyata. Melalui trik inilah, penonton dapat ikut masuk dan seolah-olah berada dalam film serta membayangkan dirinya sendiri ketika berada di situasi dan posisi yang dialami oleh Grace.

Satu hal wajib dicatat, film ini masuk kategori gore alias berdarah-darah. Jadi kalau Anda bukan penggemar adegan-adegan penuh darah seperti di film-film Quentin Tarantino atau Mo Brothers, patut dipertimbangkan ulang untuk menonton Ready or Not. Tubuh-tubuh terkoyak di Reservoir Dogs (1992) atau ruang penjagalan di Rumah Dara (2009), juga adegan meja makan ala Pintu Terlarang (2009) karya Joko Anwar dan The Invitation (2015) dari Karyn Kusama, menghasilkan efek kengerian serupa dengan upaya Grace sepanjang 1 jam 36 menit.

Tumpahan darah belakangan sukses mengubah gaun pengantin putih bersih milik Grace berubah total jadi merah di akhir film. “That dress is karma,” demikian lirik lagu Attention milik Charlie Puth, yang vidoe klipnya dibintangi oleh Samara Weaving. Di Ready or Not, dress dia tak menjadi karma, tapi jadi senjata. 

Desainer kostum, Avery Plewes menyiapkan 24 gaun; 17 dipakai oleh Weaving, dan 7 lainnya dikenakan oleh pemeran pengganti (stunt).  Perubahan gaun tersebut mewakili sejumlah tahapan dalam perjuangan Grace. Makin lama, gaunnya makin kuning, makin gelap, makin kotor, dan berakhir dengan warna merah darah. 

Ide gradasi warna untuk gaun ini, sebut Plewes, terinspirasi dari perubahan tank top putih Bruce Willis dalam Die Hard (1988). Sementara tumpahan merah darah di gaun terakhir terinspirasi dari scene Carrie ketumpahan darah di prom night dalam Carrie (1976). “Gaunnya, seperti ceritanya sendiri, diawali dengan hal klasik. Putih, berenda, dan anggun, lalu berubah total,” sebut sutradara Tyler Gillett dalam sebuah wawancara.

Film ini tayang perdana dalam Fantasia International Film Festival di Montreal, Kanada pada 27 Juli lalu. Di Amerika Serikat film ini sudah tayang sejak 21 Agustus. Sementara di Indonesia akan tayang serempak pada 28 Agustus mendatang.

1731