Home Ekonomi Pengamat Prediksi IHSG Akan Alami Pelemahan

Pengamat Prediksi IHSG Akan Alami Pelemahan

Jakarta, Gatra.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis (22/08) ditutup melemah 13,72 poin (22%) ke level 6.239,24. Sektor industri properti, pertambangan, perdagangan bergerak negatif dan menjadi kontributor terbesar pada penurunan IHSG.

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus memprediksi bahwa pasar saham hari ini akan mengalami penurunan.

"Secara teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak mix cenderung melemah dan ditradingkan pada level 6.183-6.293," terang dia kepada Gatra.com, Jumat (23/8).

Salah satu faktor yang akan mempengaruhi pergerakan pasar modal hari ini adalah kekhawatiran para pejabat Europe Central Bank (Bank Sentral Eropa) akan hilangnya kepercayaan investor untuk meningkatkan inflasi di kawasan tersebut.

Baca Juga: Beberapa Saham Ini Akan Bawa Untung Jika Ditransaksikan

"Prospek perdagangan tetap buruk, dan para pejabat Bank Sentral Eropa melihat adanya tekanan yang masih akan terus berlanjut pada sector manufacture. Investor akan melihat kembali lebih jauh terhadap pemontongan tingkat suku bunga yang akan dilakukan pada 12 September nanti," tutur dia.

Bank Sentral Eropa pun mengatakan bahwa mereka sedang memikirkan bagaimana dengan opsi kebijakan dan tanggapan yang harus disampaikan, termasuk langkah langkah mitigasi, khususnya untuk menjaga dari rasa sakit terhadap suku bunga yang negatif.

Baca Juga: Tunggu Kebijakan BI dan The Fed Bawa IHSG Melemah

"Pertemuan Bank Sentral Eropa bulan depan akan menjadi sangat penting karena saat ini Jerman tengah berada di penghujung resesi, setelah laporannya didapati terjadi kontraksi. Resiko masih terus berlanjut, salah satunya termasuk Brexit yang berantakan yang dimana akan berada di titik terakhir pada tanggal 31 Oktober dan belum ditambah dengan adanya tekanan dari Trump terhadap Eropa," tambah dia.

Selain itu, penurunan suku bunga acuan sebesar 25 bps yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) pun berada diluar ekspektasi ditengah ketidakpastian ekonomi dunia saat ini.

"Kami menilai langkah tersebut cukup hawkish (menyerang), melihat BI lebih dulu bergerak sebelum Fed memutuskan kebijakan suku bunganya," tutup dia.

86