Home Internasional AS Semakin Agresif Jatuhkan Sanksi atas Tanker Iran

AS Semakin Agresif Jatuhkan Sanksi atas Tanker Iran

Washington DC, Gatra.com - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa mereka akan secara agresif memberlakukan sanksi terhadap kapal tanker milik Iran. 

AS berencana mencegah sektor swasta membantu kapal pengangkut minyak itu berlayar melewati perairan Mediterania.

"Kami akan secara agresif memberlakukan sanksi AS," kata seorang pejabat yang tak ingin disebut identitasnya, seperti dikutip Reuters, Jumat (23/8).

Pejabat itu menegaskan, AS akan menjatuhkan sanksi kepada siapapun yang secara langsung atau tidak langsung membantu kapal tanker Iran. 

"Semua pihak di sektor pelayaran harus melakukan uji tuntas yang sesuai untuk memastikan bahwa mereka tidak bekerja sama dengan pihak yang terkena sanksi," ucapnya.

Data pengawasan lalu lintas laut menunjukan bahwa Adrian Darya, kapal tanker Iran yang sebelumnya diberi nama Grace 1 berlayar menuju Yunani. Namun, Perdana Menteri Yunani tak membenarkan dugaan tersebut.

Kapal itu dibebaskan dari penahanan di Gibraltar setelah kebuntuan selama lima minggu atas apakah ia membawa minyak Iran ke Suriah yang melanggar sanksi Uni Eropa.

Setelah perintah penahanan dicabut, pengadilan federal A.S. memerintahkan kembali penyitaan kapal dengan alasan berbeda. Namun, petisi itu ditolak oleh Gibraltar.

Pada tahun 2018, Iran menerima sanksi ekonomi yang membuatnya jatuh ke dalam keterpurukan. Pasalnya, berbagai kebijakan yang meringankan Iran dalam melakukan ekspor minyak telah dihapus Presiden Trump.

Sejak dijatuhkan sanksi ekonomi, Iran selalu berupaya mencari cara untuk terlepas dari keterpurukannya. Beberapa kali negara ini mengancam akan memperkaya ketersediaan uranium dengan melanggar kesepakatan nuklir. 

Konflik AS dan Iran semakin meningkat setelah adanya serangan terhadap kapal tanker minyak di Selat Hormuz.

Presiden Donald Trump dan para pemimpin Iran sebetulnya secara terbuka telah mengatakan bahwa dialog untuk meredakan konflik mungkin saja terjadi. Namun kemungkinan tersebut tampak surut sejak Penasihat Militer terkemuka untuk Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan pihaknya tak akan bernegosiasi dengan Washington dalam keadaan apa pun.
 

128

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR