Jakarta, Gatra.com - Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) menilai perkembangan pariwisata selama lima tahun terakhir ini, lebih menonjolkan aspek pemasaran terutama branding pariwisata.
Ketua Umum ICPI, Azril Azhari menyayangkan aspek inti seperti mengemas destinasi dan event masih berjalan lamban dalam pengembangan sektor pariwisata di Indonesia.
Sementara keberhasilan pariwisata yang diukur bukan hanya devisa pariwisata. tetapi juga kontribusi atau sharing pengeluaran wisatawan mancanegara (wisman) terhadap PDB nasional.
"Target jumlah wisman pada tahun 2019 sebesar 20 juta juga tidak realistis. Seluruh target selama lima tahun 2015- 2019 sangat tidak realistis karena tidak diketahui dasar perhitungannya," ucap Azril saat dihubungi Gatra.com, Kamis (21/8).
Ia menambahkan di antara amenitas, akses dan atraksi, yang perlu diperhatikan adalah attraction atau daya tarik. Namun disayangkan pemerintah tidak menggarap aspek atraksi dengan serius.
Pemerintah juga diminta mengedepankan aspek keunikan (uniqueness) dan keotentikan (authenticity) untuk menarik wisatawan mancanegara. Kedua aspek itu lebih dikenal dengan istilah kearifan lokal.