Jakarta, Gatra.com - Direktur Utama PPK Kemayoran Medi Kristianto mengatakan perlunya kembali mengangkat dan mengenang peninggalan bersejarah bangsa Indonesia, salah satunya melalui kegiatan pameran aksara lintas masa istana.
“Kegiatan ini memeriahkan Hari Ulang Tahun ke-74 Kemerdekaan, Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (PPK Kemayoran) sebagai satuan kerja Kemensetneg, menggelar pameran dengan tema Bandara Kemayoran Membangun Peradaban,” katanya dalam acara Festival Indonesia Maju, di Plaza Sudirman, Komplek GBK, Jakarta, Kamis (22/8).
Medi menjelaskan bahwa Bandara Internasional Kemayoran dibangun Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1938. Sejak kemerdekaan tahun 1945 Pelabuhan Udara tersebut dimiliki Pemerintah Indonesia. Sejak tahun 1964 sampai dengan tahun 1985 Bandara tersebut diserahkan dan dikelola Ditjen Perhubungan Udara atau Perum Angkasa Pura.
“Bandara ini berhenti secara resmi pada tahun 1985, karena alasan padatnya pemukiman di area Kemayoran. Pemerintah Indonesia memindahkan Bandara internasional ke Cengkareng. Ratu Belanda, Ratu Wilhelmina tahun 1940 pernah mendarat di sini,” katanya.
Medi juga mengungkapkan bahwa terdapat relief di ruang VIP terminal Bandara Kemayoran. Ada tiga karya relief yang merupakan permintaan langsung Presiden Soekarno waktu itu. Karya yang dibuat tahun 1957 berhasil menjadi mahakarya yang dibuat oleh para seniman Indonesia.
Diantara ketiga relief ini yakni Relief Sangkuriang yang merupakan relief pertama yang ada di terminal VIP eks bandara Kemayoran, letaknya di lantai 1 dengan tema "Sangkuriang".
“Berukuran panjang 13 meter dan tinggi 3 meter karya ini dibuat langsung Surono. Pengunjung dapat langsung melihat bagaimana kisah legenda sangkuriang yang berasal dari Jawa Barat ditampilkan. Relief ini juga dapat dilihat dengan jelas gambaran beberapa kisah cerita rakyat yang melegenda di nusantara,” katanya.
Selain itu lanjut Medi, ada juga relief manusia Indonesia, yang terletak dilantai 2 ruang tunggu VIP Bandara Kemayoran karya Sindoedarsono Sudjojono berukuran panjang 10 meter dan tinggi 3 meter.
”Relief ini menceritakan masyarakat Indonesia dengan aktivitas di setiap fase perkembangan masyarakat kala itu,” katanya.
Medi mengatakan, ada juga relief flora dan fauna karya Harijadi Sumodidjojo dengan ukuran panjang 10 meter dan tinggi 3 meter terletak dilantai 2 ruang tunggu VIP Bandara Kemayoran.
“Dari ketiga relief ini, relief flora fauna belum memiliki hasil kajian tentang cerita yang disampaikan. Namun melalui pandangan langsung, relief ini memperlihatkan ukiran tentang flora fauna yang ada di Indonesia dari berbagai daerah,” katanya.
Medi mengungkapkan bahwa ketiga relief yang ada secara langsung dipahat pada dinding terminal VIP eks Bandara Kemayoran. Hingga kini bangunan bandara sedang dalam proses untuk dijadikan sebagai bangunan cagar budaya.
“Berbagai kegiatan telah dilakukan dalam upaya ini salah satunya dengan menggelar pameran konservasi karya seni rupa di ruang publik bersama Kemendikbud untuk mengapresiasi 3 karya seni relief eks bandara kemayoran,” katanya
Selain itu, ada juga menara Air Traffic Control (ATC) yang merupakan menara ATC pertama di Asia tenggara dan dikenal dengan sebutan menara Kemayoran atau menara Tintin.
Menara ATC Kemayoran sudah ditetapkan menjadi cagar budaya berdasarkan Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 475 tahun 1993, dengan sebutan "Menara Kemayoran".
“Sebelumnya Menara ATC Kemayoran digunakan mengawasi radio komunikasi antara pengawas penerbangan dengan pilot agar proses navigasi pesawat yang menuju ataupun keluar dari bandara Kemayoran berada pada jalur yang benar,” katanya.
Tidak hanya sebagai bandara internasional pertama di Indonesia, lanjut Medi, Bandara Kemayoran pun dikenal di dunia karena tampil dalam buku komik legendaris Tintin dengan judul "Flight 714".
Komik yang ditulis oleh Herge, penulis asal Belgia, tersebut menceritakan tentang rombongan Tintin yang sedang singgah di Bandara Kemayoran, Jakarta, sebelum tiba di tujuan terakhir di Sydney, Australia.
“Cerita petualangan Tintin berjudul Flight 7141 Tintin, Snowy, Kapten Haddock dan Professor Calculus, mendarat di Bandar Udara Internasional Kemayoran, Jakarta, untuk pemberhentian terakhir penerbangan 714 dari London sebelum menuju ke Sydney,” katanya.
Medi menjelaskan bahwa pada bulan Maret tahun 2019, Menara Tintin dikunjungi Duta Besar Belgia untuk Indonesia, Stephane de Loecke.
Dikatakan, saat ini, di kawasan Kemayoran telah berdiri perkantoran pemerintah dan swasta, hunian rumah susun, apartemen dan hotel, pusat perniagaan, Ruang Terbuka Hijau atau Hutan Kota Kemayoran, sarana olahraga berupa Golf Bandar Kemayoran dan layanan kesehatan yakni RS. Hermina dan RS. Mitra Keluarga.
“Kedepannya, kawasan Kemayoran diharapkan menjadi pusat bisnis dan perdagangan yang hijau dengan standar internasional, modern, lengkap, dan terpadu,” kata Medi.