Jakarta, Gatra.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto berharap tidak ada negara lain yang memprotes asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Indonesia.

"Mudah-mudahan tidak ada protes dari negara lain ya karena kita tahu bahwa Indonesia dianggap sebagai paru-paru dunia. Maka, kalau ada kebakaran akan menjadi perhatian dunia," kata Wiranto usai memimpin rakorsus tingkat menteri membahas karhutla di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (21/8).

Wiranto menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterima dari Kementerian Luar Negeri RI, hingga kini belum ada protes dari negara lain terkait karhutla. Bila asap karhutla menganggu aktivitas masyarakat negara tetangga, maka masyarakat Indonesia dinilai sebagai negara yang merusak ekosistem lingkungan hidup.

Baca Juga: Cegah Karhutla Harus Dimulai Dari Perubahan Mindset

"Oleh karena itu, ini tugas yang cukup berat. Kalau ada kebakaran, kita akan dinilai bahwa seakan-akan tak bisa menjaga paru-paru dunia," lanjutnya.

Wiranto menambahkan, pemerintah dan lembaga terkait kini fokus dalam upaya pencegahan dan mengurangi titik api karhutla. Menurutnya, pencegahan dan pengendalian menjadi langkah menekan karhutla sepanjang musim kemarau hingga September 2019.

"BMKG sudah memberikan peringatan bahwa puncak kemarau pada Agustus dan September 2019. Nah, kita lihat titik api juga fluktuatif, artinya kita butuh keseriusan bersama menekan titik api sepanjang musim kemarau," tandasnya.