Semarang, Gatra.com-Pengamat ekonomi menilai Jawa Tengah (Jateng) tidak mudah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen.
Menurut pengamat ekonomi dari Universitas Katolik (Unika) Soegiyopranata Semarang, Westri Kekalih kendala untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Jateng 7 persen karena berdasarkan statika ekonomi pengeluaran terbesar yakni untuk konsumi rumah tangga. “Pengeluaran konsumsi rumah tangga ini mencapai 60 persen,” katanya di Semarang, Rabu (21/8).
Menurunkan konsumi rumah tangga ini, lanjut ia merupakan hal yang sangat sulit. Meski terjadi kenaikan investasi, tetapi belum bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Untuk itu, Westri menyarankan supaya target pertumbuhan ekonomi 7 persen tersebut dijadikan sebagai tantangan bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng.
“Meski bukan hal yang mudah, tapi target pertumbuhan ekonomi tujuh persen masih memungkinan bisa dicapai,” ujar dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika ini.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengolahan Data dan Informasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTS) Jateng, Sucipto, menyatakan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 7 persen, maka investasi harus bisa menyumbangkan antara 8 persen hingga 12 persen.
Padahal untuk menarik investasi ke Jateng tidak semata-mata perhitungan tentang ekonomi, tapi juga dipengaruhi kondisi politik, keamananan, sosial, dan budaya.
“Bila investasi didukung kenaikan sektor lain seperti jasa, pendidikan, dan pertambangan, maka target pertumbuhan ekonomi Jateng sebesar tujuh persen bisa dicapai pada 2023,” ujar Sucipto.
Seperti diketahui, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mantargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen. Saat ini pertumbuhan ekonomi di Jateng masih sebesar 5,14 persen masih di bawah pertumbuhan ekonomi seluruh Jawa yang mencapai 5,66 persen.
Sektor investasi, menurut Ganjar, merupakan sektor utama yang dapat digenjot untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut.