Jakarta, Gatra.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengatakan bahwa setidaknya terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh negara emerging, salah satunya Indonesia. Tantangan tersebut berasal dari eksternal maupun internal.
Menkeu menjelaskan, untuk eksternal masih bersumber utama dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina. Perang dagang inilah yang menyebabkan beberapa negara besar mengalami resesi, antara lain untuk bagian Amerika Latin seperti Mexico, Brazil, dan Argentina. Bagian Eropa, seperti Jerman, Italia, Inggris, dan Rusia. Adapun Asia seperti Singapura dan Korea Selatan.
“Oleh karena itu, terdapat tantangan eksternal pelemahan ekonomi dunia terutama oleh beberapa zona tersebut. Termasuk India yang menjadi motor penggerak ekonomi di pasar berkembang juga mengalami pelemahan. Ini pusat kewaspadaan kita,” ujarnya dalam Seminar Nasional: Nota Keuangan RAPBN 2020 “Mengawal Akuntabilitas Penerimaan Negara” di Gedung Nusantara IV, Jakarta, Rabu (21/8).
Menkeu juga menjelaskan bahwa resesi bisa disebabkan oleh ulah manusia (manmade) dan natural. Manmade yang dimaksud Menkeu ialah kebijakan yang dibuat dan diperkirakan bisa menciptakan pelemahan ekonomi dunia.
“Jadi, seperti policy made dengan menaikkan dan menurunkan suku bunga, serta arah kebijakan karena tensi politik. Salah satunya itu berupa persaingan seperti tindakan pemerintah AS ke Huawei,” ujarnya.
Sedangkan internal, kata Menkeu, lebih bersifat sementara dan fundamental, seperti musim kering dan siklus politik. Faktor fundamental berupa efisiensi dan produktivitas, seperti ketersediaan infrastruktur, penentu kebijakan guna menentukan kemampuan ekonomi, dan efek positif yang timbul karena adanya efisiensi biaya.
“Oleh karena itu, kita melihat bagaimana peranan APBN 2020 bisa ikut andil terhadap berbagai isu yang sifatnya temporer maupun fundamental dan struktural,” katanya.