Karangasem, Gatra.com - Kemacetan parah kerap terjadi di kawasan suci Pura Besakih, Karangasem. Antrean kendaraan mengular, terutama ketika ada upacara keagamaan Hindu.
Pengelola kawasan Pura Besakih mencatat 3000-4000 kendaraan yang masuk ke area ini saat upacara besar umat Hindu. Padahal, daya tampungnya hanya 1450 kendaraan.
"Dapat dibayangkan itu padatnya. Pada puncak yang Sabtu Minggu itu, orang sembahyang ke Besakih itu bisa-bisa pulangnya Senin karena di jalan macet, mau keluar pun macet," kata Manajer pengelola kawasan Pura Agung Besakih, I Wayan Ngawit di Karangasem, Selasa (20/8).
Karena daya tampung parkiran terbatas, pengunjung memarkir kendaraan mereka di sepanjang jalan menuju pura. Macet pun tak terhindarkan, bahkan tidak bisa bergerak.
Pihak pengelola mengusulkan penataan dengan membangun gedung parkir baru untuk menambah daya tampung. Usulan ini disampaikan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Ada 3 usulan yang disampaikan. Pertama, aksesibilitas dari dan menuju pura dengan memperlebar jalan yang sudah ada, menambah jalan baru, serta mengatur lalu lintas satu arah.
"Kalau dari usulan, ada jalan yang diperlebar 16 kilometer, ada juga jalan baru hampir 1 kilometer dan menata traffic management jadi satu arah," kata Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR, Danis H. Sumadilaga di kawasan Pura Besakih.
Kedua, pembangunan gedung parkir baru di lahan seluas dua hektare. Rencananya, gedung sanggup menampung 2043 mobil, 4000 motor dan 117 bus. Ketiga, penataan pedagang yang berada di sepanjang jalan menuju pura. "Ini menata tanpa mengusir. Kita relokasi dan kita siapkan kawasan untuk pedagan," paparnya.
Namun, Kementerian PUPR tidak serta merta menerima usulan tersebut. Danis mengatakan pihaknya akan mempelajari terlebih dahulu permintaan tersebut.
"Ini baru sebatas usulan. Saya lihat ke lapangan supaya lebih paham mana yang ingin menjadi prioritas, apakah kondisi lapangannya memungkinkan atau tidak," ujarnya.