Padang, Gatra.com - Silek atau silat diturunkan secara turun temurun sebagai ilmu beladiri atau "pagar diri" bagi anak laki-laki Minang. Seni beladiri masyarakat Minangkabau itu telah berkembang menjadi pentas seni pertunjukan yang dipertontonkan kepada banyak khalayak.
Guna melestarikan keberadaan silek, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat melalui Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat mengusulkan seni bela diri silek (silat) yang kaya dengan filosofi sebagai warisan budaya dunia kepada UNESCO.
Baca Juga: Gundala&Si Buta Dari Gua Hantu Meriahkan HUT RI di Istana
Usulan tersebut telah disampaikan Pemprov kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI untuk diteruskan kepada UNESCO yang merupakan Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Pengusulan silek sebagai warisan budaya dunia tidak hanya dilakukan oleh Indonesia saja, tetapi ada juga dari Malaysia. Tidak masalah, nanti UNESCO yang akan menentukan Silek mana yang akan ditetapkan menjadi warisan dunia," ujar Gubernur Irwan Prayitno di Padang, Rabu (21/8).
Menurut Irwan, kepastian diakuinya silek sebagai warisan budaya dunia baru akan diumumkan pada November mendatang. "Sudah kita usulkan. Prosesnya cukup panjang, Insyaallah di November atau Desember akan diumumkan oleh UNESCO pada sidang di Colombia," sebutnya.
Baca Juga: Pendekar Sumut Tanpa Medali di Kejurnas PPLP Pencak Silat
Senada dengan itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Sri Hartini mengatakan, pemerintah pusat dan daerah punya cita-cita yang sama untuk membawa silek ke tingkat dunia, layaknya Tambang Batubara Ombilin (TBO) yang sudah diakui UNESCO sebagai warisan dunia. "Mudah-mudahan silek bisa tumbuh dan berkembang, tidak hanya di Sumbar saja tetapi di dunia," imbuhnya.
Demi mewujudkan silek untuk diakui menjadi warisan dunia UNESCO tidaklah mudah. Dibutuhkan pula keterlibatan masyarakat, komunitas, pemerintah, dan seluruh elemen. Paling tidak, silek populer pada masyarakat itu sendiri.