Jakarta, Gatra.com - Direktur Program dan Riset The Habibie Centre Muhammad Hasan Anshori mengungkapkan, sebanyak 74% serangan terorisme sepanjang 2017-2018 target sasaran pihak kepolisian.
"Hampir 74% serangan terorisme di Indonesia pada 2017-2018 menjadikan polisi sebagai target serangan utama," ujar Hasan Ansori dalam diskusi dan peluncuran buku "Memberantas Terorisme di Indonesia: Praktik, Kebijakan, dan Tantangan" di Hotel Atlet Century, Jakarta Selatan, Selasa (20/8).
Menurutnya, tren target serangan terorisme di Indonesia mengalami perubahan yang awalnya menargetkan pihak asing sebagai simbol kapitalisme kini menyasar kepolisian.
Senada dengan Hasan, Direktur Eksekutif Serve Indonesia Dete menyebut pergeseran itu terjadi karena efek dendam akibat cara represif dalam penangkapan hingga interogasi.
"Efek dendam muncul karena sering ditangkap dan dipukuli, ini faktor yang harus diperhatikan oleh pihak yang melakukan penangkapan di lapangan. BNPT harus turun untuk memulihkan efek trauma, harus dibikin metode baru supaya tidak menimbulkan dendam baru," kata Dete.
Dete mencontohkan, selama melakukan advokasi terhadap keluarga teroris ia menemukan anak pelaku teror yang mengalami trauma juga istri pelaku teror yang ingin melakukan balas dendam.
Sementara Staf Ahli Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Suaib Tahir membenarkan bahwa terdapat dendam dari pelaku teror dan keluarga kepada pihak kepolisian.
"Karena kebetulan yang menangani masalah terorisme ini kan adalah kepolisian, jadi polisi yang terlibat langsung. Jadi, ada dendam ke mereka itu," kata Suaib.
Kejadian teror terbaru yang menargetkan pihak kepolisian ialah oleh pelaku berinisial IM (30) yang menyerang polisi petugas piket dengan senjata tajam pada Sabtu (17/8) sore di Mapolsek Wonokromo Surabaya.
Akibat serangan tiba-tiba pria tersebut, seorang petugas piket Polsek Wonokromo menderita luka bacok di kepala, tangan, dan pipi kirinya.
"Serangan terorisme di Wonokoromo itu membuka mata dan memperlihatkan tren terkini bahwa polisi menjadi target serangan teroris, bukan orang asing maupun fasilitas orang asing lagi," terng Hasan Anshori.